Angela Tanoesoedibjo Pingsan, Ini 4 Penyebab Hilang Kesadaran Seketika

Aghnia Hilya Nizarisda - Sabtu, 6 November 2021
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo. Irwan Rismawan/Tribunnews

1. Dehidrasi

Terlalu sedikit air dalam aliran darah menurunkan tekanan darah, dan merangsang saraf vagus. Lantas, ketika sistem sudah rendah dapat menyebabkan pusing dan pingsan.

Ada banyak penyebab dehidrasi, seperti muntah atau diare, kelelahan karena panas, luka bakar, dan banyak lagi. Muntah dan diare, khususnya, juga merangsang saraf vagus.

2. Syok

Tidak semua kehilangan kesadaran berhubungan dengan saraf vagus.

Terkejut atau syok adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tekanan darah rendah yang sering menyebabkan hilangnya kesadaran.

Kita boleh jadi menyadari konsekuensi jangka panjang dari tekanan darah tinggi, tetapi tekanan darah yang sangat rendah jauh lebih berbahaya.

Syok adalah keadaan darurat yang mengancam jiwa yang biasanya berasal dari pendarahan, tetapi juga bisa berasal dari alergi parah (anafilaksis) atau infeksi parah.

Orang dengan syok kemungkinan besar akan menjadi bingung, kemudian kehilangan kesadaran karena kondisinya semakin memburuk.

Baca Juga: Ini Kaitan Feses dengan Kondisi Kesehatan Seseorang Menurut Ahli

Itu semua bisa terjadi dengan sangat cepat, dan meskipun tidak pingsan, kita tidak bisa benar-benar tahu kecuali pasien bangun. 

3. Detak jantung

Jantung kamu adalah pompa yang mendorong darah melalui pembuluh darah dan arterimu. Dibutuhkan sejumlah tekanan dalam aliran darah untuk membuatnya tetap mengalir.

Jantung yang berfungsi dengan baik sangat penting untuk menjaga tekanan darah yang memadai.

Jika jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat, jantung tidak dapat mempertahankan tekanan darah setinggi yang diperlukan.

Darah mengalir dari otak dan menyebabkan pingsan. Selama serangan jantung, otot jantung bisa menjadi terlalu lemah untuk mempertahankan tekanan darah.

Untuk memutuskan apakah jantung mungkin pelakunya, ambil denyut nadi.

Jika terlalu cepat (lebih dari 150 denyut per menit) atau terlalu lambat (kurang dari 50 denyut per menit), curigai bahwa jantung menyebabkan pingsan.

Juga, jika pasien mengeluh nyeri dada atau gejala lain dari serangan jantung, anggaplah jantung terlalu lemah untuk menahan darah di kepala.

Sumber: Kompas.com,Consumer Healthday
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

Komnas Perempuan Buka Lowongan Kerja Staf Unit Pengaduan, Ini Syaratnya