Mengenal Hipermetropia, Ini Penyebab dan Gejala dari Rabun Dekat

Anna Maria Anggita - Senin, 8 November 2021
penyebab dan gejala rabun dekat
penyebab dan gejala rabun dekat Doucefleur

Parapuan.co - Hipermetropia atau hyperopia merupakan sebutan lain dari rabun dekat, suatu kondisi ketika benda-benda yang ada didekat mata itu kabur.

Dalam arti lain, rabun dekat atau mata plus yaitu di mana mata seseorang akan lebih fokus pada benda yang jaraknya jauh daripada objek terdekat.

Dilansir dari American Optometric Association, rabun dekat terjadi karena mata tidak membelokkan cahaya dengan baik.

Alhasil, bayangan atau cahaya yang masuk ke mata tidak dibiaskan atau jatuh tepat di retina, tetapi justru di belakang retina.

Baca Juga: Mengenal LASIK, Operasi Mata dengan Laser yang Efektif Perbaiki Masalah Penglihatan

Penyebab rabun dekat

  • Mata terlalu pendek dan kornea kurang melengkung.
  • Lensa terletak lebih jauh di belakang mata dibandingkan pada mata normal.
  • Pada kasus langka, ada kauas kesehatan yang menjadi penyebab rabun dekat yakni seperti  retinopati atau tumor mata adalah penyebab dari hipermetropia.

Gejala rabun dekat 

Tanda-tanda atau gejala umum dari seseorang yang menderita rabun dekat yakni:

  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Susah mempertahankan fokus yang jelas pada objek dekat,
  • Ketegangan mata,
  • Kelelahan dan/atau sakit kepala setelah bekerja,
  • Mata sakit atau terbakar, dan
  • Lekas marah atau gugup setelah konsentrasi terus-menerus.

Dalam beberapa kasus yang parah, kemungkinan pula seorang yang menderita rabun dekat akan mengalami mata juling dan mata berputar.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Cara Cegah Reinfeksi Vaginosis Bakterialis

Diagnosis hipermetropia

Mengutip dari OCL VisionI, hipermetropia dapat didiagnosis oleh dokter mata selama pemeriksaan mata rutin.

Setelah pemeriksaan dokter akan memberikan solusi untuk meringankan gejala rabun dekat.

Misalnya, lensa positif diresepkan untuk meningkatkan kekuatan mata secara keseluruhan, mengatasi hiperopia yang ada, dan mengurangi gejala.

Di mana resep mata biasanya melibatkan beberapa nomor, angka yang relevan dengan hipermetropia adalah Sphere (kadang-kadang disingkat Sph).

Sphere ini menjelaskan seberapa kuat lensa yang seharusnya, dan diukur dalam dioptri (disingkat D).

Memang biasanya hipermetropia diobati dengan lensa kontak korektif dalam bentuk positif, tetapi selain itu ada pula tindakan operasi mata yang sangat efektif bagi pengidap rabun dekat.

Terdapat dua prosedur bedah yang tersedia yakni operasi mata laser dan ekstraksi lensa bening.

Ekstraksi lensa bening ini sama dengan operasi katarak tapi melibatkan pengangkatan lensa kristal bening (tanpa katarak).

Baca Juga: Badan Zaskia Mecca Keluar Bintik Merah saat DBD, Berapa Lama Penyembuhan Demam Berdarah?

Apabila pilihan pengobatan jatuh pada operasi bedah, maka penting bagi Kawan Puan untuk berkonsultasi ke dokter lebih dahulu.

Sebab, ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum memastikan untuk operasi mata.

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan di antaranya:

  • Usia.
  • Tingkat keparahan hipermetropia.
  • Ketebalan kornea.
  • Kondisi mata lainnya.

Mengetahui banyak faktor yang menjadi pertimbangan, alangkah baiknya Kawan Puan yang memiliki mata plus berkonsultasi dengan dokter agar lebih paham mengenai keuntungan dan risiko dari operasi mata, ya. (*) 

Sumber: aoa.org,OCL Vision
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat