Parapuan.co - Rabun dekat adalah salah satu gangguan penglihatan, di mana penderitanya bisa melihat jauh dengan jelas tapi benda sekitarnya tampak kabur.
Gangguan mata yang juga biasa disebut hyperopia atau hipermetropia ini tidak hanya bisa terjadi pada orang dewasa, tetapi juga berpeluang pada anak-anak.
Pada anak-anak, faktor genetik berperan besar untuk menurunkan hyperopia. Meskipun, kekurangan gizi dan penyakit saat di kandungan juga bisa menjadi penyebab.
Namun, anak-anak sering dilahirkan dengan hyperopia, dan biasanya tak diperhatikan karena mata dapat memperbaiki diri sendiri dan penglihatan kabur mungkin tak jadi masalah.
Padahal, rabun dekat dapat menyebabkan anak kesulitan belajar dan ketegangan mata.
Melansir nvisioncenters.com, hal ini dapat menyebabkan esotropia akomodatif, yaitu ketika mata menyilang untuk mencoba menebus kesalahan refraksi, ketika tidak diobati.
Rabun dekat pada anak-anak paling sering diobati dengan kacamata, walaupun dalam beberapa kasus, operasi korektif dapat menjadi pilihan.
Baca Juga: Mengenal Hipermetropia, Ini Penyebab dan Gejala dari Rabun Dekat
Namun, sebelum itu Kawan Puan perlu lebih dulu memeriksa dan mendiagnosis rabun dekat pada anak serta memerhatikan gejala-gejalanya.
Gejala rabun dekat pada anak
Rupanya, rabun dekat pada anak-anak dapat secara teratur membenarkan dirinya sendiri dan tidak menyebabkan masalah.
Namun, ketika mata plus pada anak ini makin parah, si kecil menjadi kesulitan memperhatikan pelajaran di sekolah, timbul masalah perilaku, dan bahkan masalah mata tambahan lain.
Mata juling, atau esotropia akomodatif, terjadi ketika satu mata mencoba menebus kesalahan refraksi di mata lainnya, menyebabkan mata juling.
Hal ini sering terjadi ketika seorang anak lelah dan mencoba untuk fokus pada sesuatu dari dekat.
Menggosok mata dan menyipitkan mata adalah gejala umum esotropia akomodatif pada anak kecil, dan anak yang lebih besar mungkin juga mengeluh sakit kepala.
AAO menerbitkan bahwa waktu awal anak-anak mengalami esotropia akomodatif rata-rata sekitar usia 2,5 tahun, meskipun dapat berkembang sedini 6 bulan dan hingga 7 tahun.
Esotropia akomodatif dapat menjadi indikator hyperopia pada anak.
Selain itu, gejala lain dari rabun dekat pada anak ialah sakit kepala, penglihatan kabur saat fokus pada sesuatu dari dekat, ketegangan mata, kelelahan, dan kesulitan membaca.
Jika buah hati kamu sudah merasakan salah satu atau beberapa gejalanya serta diketahui adanya faktor keturunan, maka kamu perlu memeriksakannya.
Baca Juga: Hipermetropi atau Rabun Dekat, Ini Cara Mengatasi Kondisi Mata Plus
Skrining dan pengujian rabun dekat
Berikut ini adalah beberapa teknik yang dapat digunakan dokter mata untuk mendeteksi rabun dekat pada anak. Apa saja?
1. Tes Ketajaman Penglihatan
Pemeriksaan mata ini dapat membantu menilai kejernihan atau ketajaman penglihatan anakmu.
Spesialis mata akan meminta anak Kawan Puan untuk membaca dari bagan dengan deretan simbol atau bentuk, seperti huruf.
Simbol akan berjarak sekitar 10 kaki dan akan terus semakin kecil baris demi baris. Pertama anak akan membaca dengan kedua mata terbuka, kemudian dengan satu mata tertutup.
Namun, kamu perlu tahu bahwa anak-anak di bawah 3 tahun bukanlah kandidat yang ideal untuk tes ini karena mereka umumnya tidak kooperatif.
2. Retinoskopi
Tujuan dari tes ini adalah untuk mendiagnosis rabun dekat atau rabun jauh dengan mengamati pantulan cahaya dari retina pasien.
Selama proses ini, dokter mata menggunakan retinoscope untuk menyinari mata anak kamu.
Mereka akan terus mengayunkan instrumen genggam secara horizontal dan vertikal melintasi mata sambil memantau pantulannya.
Instrumen yang disebut phoropter kemudian dapat mengukur tingkat kesalahan refraksi yang tepat untuk menentukan pengobatan terbaik.
Karena retinoskopi tidak invasif atau tak menyakitkan, anak Kawan Puan biasanya tidak memerlukan anestesi untuk melakukannya.
Namun, anestesi umum boleh jadi diperlukan jika anak di bawah umur terus menutup kelopak matanya selama tes ini.
Baca Juga: Catat! Ini 6 Cara untuk Mencegah Gangguan Rabun Jauh pada Mata
3. Pemeriksaan penyakit mata
Tes ini dapat membantu dokter mata menentukan apakah terdapat penyakit mata menyebabkan gangguan penglihatan anak Kawan Puan.
Selama pemeriksaan, spesialis akan memberikan obat tetes ke mata untuk melebarkan (melebarkan) pupil.
Pupil yang melebar memberi dokter pandangan yang lebih baik tentang mata anak. Tes mata lainnya dapat dimasukkan untuk memberikan diagnosis yang meyakinkan.
Nah, itulah gejala hingga cara memeriksa dan mendiagnosis rabun dekat atau mata plus pada anak. Jangan sepelekan gejalanya, ya! (*)