Hal itu mempersulit posisi mereka dalam hak kepemilikan tanah, mendapatkan akses terhadap sumber daya hutan, dan untuk turut serta dalam pembuatan keputusan.
Hasilnya, hanya 5% perempuan yang terwakili dalam Program Perhutanan Sosial (Social Forestry Program) pemerintah Indonesia.
Program tersebut merupakan upaya nasional untuk memberikan tanggung jawab pengelolaan 12,7 juta hektar hutan kepada masyarakat lokal, yang saat ini secara signifikan didominasi laki-laki.
The Asia Foundation berencana untuk membantu lebih banyak perempuan Indonesia mengatasi hambatan ini dengan berfokus pada dua bidang melalui proyek ini.
Pertama, mereka akan membekali dengan keterampilan dan sumber daya untuk menavigasi proses perizinan hutan kemasyarakatan.
Kedua, The Asia Foundation akan membantu perempuan-perempuan mendapatkan peluang ekonomi dengan melibatkan mereka dalam pengembangan hasil hutan non-kayu dan menciptakan desa wisata.
Baca Juga: Kemenpppa Berkomitmen Wujudkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak
Google.org didorong oleh pendekatan inovatif yang diambil oleh organisasi seperti The Asia Foundation untuk memastikan bahwa perempuan dan anak perempuan, terutama komunitas yang terpinggirkan memiliki dukungan yang tepat untuk berhasil, terutama di dunia pascapandemi ini.
Pihak Google juga berharap dapat melanjutkan upaya dalam bekerja sama dengan komunitas dan mitra nirlaba yang lebih luas untuk membuat pemulihan ekonomi inklusif dan adil bagi semua. (*)