2. Susah dihubungi dan sering 'menghilang'
Sebagai pimpinan, kamu boleh mendelegasikan tugas ke karyawan. Akan tetapi, pastikan untuk tidak "menghilang"
Sering kali, pemimpin justru susah dihubungi ketika sudah mendelegasikan tugas penting kepada karyawannya.
Padahal, di saat seperti itu seharusnya pemimpin tetap dapat dihubungi, sehingga karyawan bisa bertanya jika pendelegasian membutuhkan persetujuan atasan.
Kamu bukan tipe pimpinan yang demikian, kan, Kawan Puan?
Baca Juga: Pemimpin Perlu Tahu, Ini 5 Cara untuk Dukung Perempuan di Tempat Kerja
3. Tidak fokus mengembangkan bakat
Tak jarang, pimpinan lebih fokus pada pencapaian perusahaan semata alih-alih talenta para karyawannya.
Padahal dalam sebuah perusahaan, bakat karyawan juga penting untuk dikembangkan agar perusahaan pun ikut berkembang.
Maka, jadilah pimpinan yang juga memperhatikan talenta karyawanmu dan kembangkan hal itu.
Caranya, kamu bisa memberikan pelatihan rutin bagi karyawan di setiap periode tertentu.