Parapuan.co - Jumat, 12 November diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional menjadi momen penting untuk menjaga kesehatan diri, salah satunya agar terhindar dari demam tifoid.
Berdasarkan Pedoman Pengendalian Demam Tifoid dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, demam tifoid adalah penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat Indonsia.
Maka dari itu penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dalam upaya pengendalian demam tifoid.
Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional, Pentingnya Menerima Vaksinasi untuk Menghindari Demam Tifoid
Apa itu demam tifoid?
Demam tifoid atau tifus abdominalis adalah penyakit uang erat kaitannya dengan personal hygiene alias kebersihan pribadi.
Di mana penyakit ini disebabkan oleh Salmonella typhi dan paratyphi dari genus Salmonella.
Perlu diingat pula bahwa bakteri ini dapat hidup hingga beberapa minggu di alam bebas seperti air, es, sampah, dan debu.
Tak dipungkiri juga jika bakteri ini juga dapat menyebar melalui makanan.
Jadi apabila makanan dan minuman yang tidak diperhatikan kebersihannya itu dapat membuat seseorang terkena demam tifoid.
Beberapa gejala klinis yang sering terjadi akibat demam tifoid di antaranya:
1. Demam
Demam atau panas adalah gejala utama tifoid. Pada awal sakit, demam yang muncul itu samar-samar, namun seiring berjalannya waktu suhu tubuh sering turun dan naik.
Misalnya di pagi hari, suhu tubuh cenderung rendah atau normal, kemudian di sore hari suhu tubuh lebih panas.
Kemudian dari hari ke hari intensitas demam makin tinggi dan disertai dengan banyak gejala seperti pusing, diare, nyeri otot, pegal-pegal, insomnia, anoreksia, serta mual dan muntah.
Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional, Ini 5 Cara Tingkatkan Imunitas Melalui Kebiasaan Sehari-Hari
2. Gangguan saluran pencernaan
Demam yang lama menimbulkan bau mulut yang tidak sedap, bibir kering, dan kadang pecah-pecah.
Selain itu ujung dan tepi lidah terlihat kotor, kemerahan, dan berselaput putih.
Gejala lainnya yakni penderita sering mengeluh nyeri perut terutama pada ulu hati, disertai nausea, mual dan muntah.
Biasanya pada awal sakit, penderita demam tifoid sering mengalami kembung dan konstipasi, hingga berlanjut mengalami diare.
3. Gangguan kesadaran
Penderita demam tifoid juga mengalami penurunan kesadaran ringan.
Bila sudah berat, tak jarang penderita mengalami respons psikomotor yang lambat, mudah tertidur atau dengan gejala psychosis seperti organic brain syndrome.
Organic brain syndrome merupakan kondisi kerusakan otak yang dapat menyebabkan gangguan mental.
Baca Juga: Musim Hujan Rawan Ular, Ahli Ungkap Pertolongan Pertama Setelah Digigit Ular
4. Bradirkadia relatif dan gejala lain
Bradikardi relatif adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi nadi.
Patokan yang sering dipakai adalah bahwa setiap peningkatan suhu satu derajat celsius tidak diikuti peningkatan frekuensi nadi 8 denyut dalam 1 menit.
Tak hanya itu saja, demam tifoid juha dapat menimbulkan rose spot atau ruam merah muda di badan dan dada.
Mengetahui berbagai gejala di atas, maka penting bagi Kawan Puan untuk menghindari demam tifoid dengan meningkatkan imunitas tubuh melalui vaksinasi tifoid. (*)