Berbahaya, Ini Komplikasi Demam Tifoid Jika Tak Segera Diatasi

Anna Maria Anggita - Jumat, 12 November 2021
Komplikasi demam tifoid
Komplikasi demam tifoid metamorworks/iStockphoto

Parapuan.co - Demam tifoid merupakan infeksi bakteri yang dapat menyebar ke seluruh tubuh, memengaruhi banyak organ.

Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, demam tifoid dapat menyebabkan komplikasi serius dan bisa berakibat fatal.

Diketahui demam tifoid ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella thyphi, yang terkait dengan bakteri yang menyebabkan keracunan makanan.

Kawan Puan, penting untuk dicatat bahwa demam tifoid ini sangat menular.

Di mana orang yang terinfeksi dapat mengeluarkan bakteri dari tubuhnya baik melalui kotoran atau pun air kencing, dan hal ini sangat menular, sehingga orang lain bisa mengalami demam tifoid.

Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional, Pentingnya Menerima Vaksinasi untuk Menghindari Demam Tifoid

Lantas, apa saja komplikasi demam tifoid?

Dikutip dari Pedoman Penanganan Demam Tifoid yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut ini komplikasi demam tifoid yang terjadi jika tak segera diatasi, simak ya!

1. Perdarahann dan perforasi intestinal

Perdarahan dan perforasi akan terjadi pada minggu ke-2 atau lebih setelah terinfeksi bakteri penyebab demam tifoid.

Perdarahan yang muncul seperti gejala berak berdarah (hematoskhezia), atau bisa dideteksi dengan tes perdarahan tersembunyi alis occult blood test.

Sementara itu perforasi intestinal ditandai dengan nyeri abdomen akut, tegang dan nyeri tekan di bagian kanan bawah perut.

Kemudian suhu tubuh yang tiba-tiba menurun dengan peningkatan frekuensi nadi yang berakhir dengan syok.

Tak hanya itu saja, pada pemeriksaan perut akan didapatkan tanda-tanda ileus, usus melemah, dan pekak hati menghilang.

Dalam arti lain perforasi intestinal ini merupakan komplikasi tifoid yang serius karena sering menimbulkan kematian.

2. Peritonitis

Peritonitis biasanya menyertai perforasi, namun juga bisa timbul tanpa perforasi.

Peritonitis peradangan pada peritoneum, yaitu selaput tipis yang membatasi dinding perut bagian dalam dan organ-organ perut.

Ditemukan gejala akut pada peritonitis yakni nyeri perut yang tak tertahankan dan kembung.

3. Hepatitis tifosa

Demam tifoid yang disertai gejala-gejala ikterus, hepatomegali atau kondisi membesarknya hati dan kelainan fungsi hati didapatkan karena peningkatan SGPT dan SGOT.

SGPT adalah serum glutamic pyruvic transaminase adalah enzim yang paling banyak dijumpai dalam liver.

Sementara SGOT adalah serum glutamic oxaloacetic transaminase enzim yang biasanya ditemukan pada organ hati (liver), jantung, ginjal, hingga otak. 

Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional, Ini 5 Cara Tingkatkan Imunitas Melalui Kebiasaan Sehari-Hari

4. Pankreatitis tifosa

Pankreatitis tifosa merupakan komplikasi yang jarang terjadi tapi berbahaya juga.

Gejala pankreatitis tifosa yang penderita mengalami nyeri perut hebat disertai mual dan muntah dengan warna kehijauan.

Selain itu enzim amilase dan lipase pun turut meningkat.

 

5. Pneumonia

Pneumonia disebabkan oleh basil salmonella atau koinfeksi mikroba berbahaya lainnya.

Untuk memastikan apakah ada pneumonia penderita denan tifoid perlu melakukan foto toraks.

Baca Juga: Musim Hujan Rawan Ular, Ahli Ungkap Pertolongan Pertama Setelah Digigit Ular

6. Komplikasi lain

Demam tifoid yang tak segera diatasi bisa menyebabkan kompikasi lain yang tak kalah berbahayanya.

Pasalnya basil salmonella bersifat intra makrofag dan dapat beredar ke seluruh bagian tubuh.

Sehinnga dapat mengenai banyak organ yang menimbulkan infeksi yang bersifat lokal, seperti:

  • Osteomielitis, artritis
  • Miokarditis, perikarditis, endokarditis
  • Pielonefritis, orkhitis
  • Serta peradangan-peradangan di tempat lain.

Dengan mengetahui berbagai komplikasi yang diakibatkan demam tifoid ini menjadi pelajaran bagi semua orang bahwa menjaga kebersihan itu penting, terutama apa yang dikonsumsi.

Hal ini bertujuan agar tubuh tidak kemasukkan bakteri penyebab demam tifoid. (*)



REKOMENDASI HARI INI

Saring Sebelum Sharing, TikTok Punya Fitur Cegah Penyebaran Hoaks