Parapuan.co - Kawasan M Bloc Space di bilangan Jakarta Selatan memang cukup banyak digemari kaum milenial.
Tempat ini nampak selalu ramai dan menjadi pilihan tempat nongkrong anak muda sejak pertama dibuka pada 2019 lalu.
Kawasan yang difungsikan menjadi creative hub ini, kini beralih fungsi sebagai ruang kreatif bagi komunitas lokal, termasuk menjadi kedai, juga tempat pertunjukan musik yang bernama Pos Bloc Jakarta.
Di kawasan ini mulai hadir pula berbagai tempat-tempat baru yang cukup menarik, salah satunya adalah VIA BATA VIA.
Baca Juga: Pos Bloc Jakarta Hadirkan Ruang Kreatif dan Tempat Nongkrong Kekinian
Tempat ini adalah wadah preservasi budaya, di mana obyek yang memiliki nilai seni, historis dan juga emosional telah dikurasi dan dipajang layaknya museum, namun tetap ramah pada generasi muda bagaikan sebuah acara garage sale.
VIA BATA VIA memiliki visi menjadi lebih dari sekadar toko retail penjual barang antik.
Berlokasi di area utama Gedung Filateli Jakarta yang sekarang dialihfungsikan menjadi ruang kreatif publik bernama Pos Bloc Jakarta, VIA BATA VIA memiliki dua ruang usaha yaitu: VIA BATA VIA Curated Vintages dan VIA BATA VIA Studio Space & Retro Props.
Kedua usaha di bawah satu atap ini memiliki visi yang sama yaitu menjadi lorong waktu di mana para pengunjung dapat nongrong, berkarya sekaligus belajar menghargai sejarah.
VIA BATA VIA Curated Vintages
Pada era Milenial saat ini, barang vintage bukan hanya menjadi artefak perburuan para kolektor.
Generasi masa kini sangat antusias terhadap telepon, radio, setrika ataupun iklaniklan lawas.
Namun ketertarikan itu masih pada tahap ketertarikan secara estetis, belum sampai pada tahap historis.
Misi dari VIA BATA VIA agar barang-barang ini dapat dihargai bukan hanya nilai ekonominya namun juga narasinya, karena itu harga barang pun sangat bervariasi.
Mulai dari entry level seperti label atau kemasan jadul yang harganya di bawah Rp50.000 yang menargetkan anak-anak sekolah, radio ataupun enamel kuno dengan harga puluhan juta untuk kolektor, arsitek ataupun pemilik restoran.
Barang-barang yang tersedia bernuansa dekoratif yang dikurasi dan dicari sendiri oleh tim kurator VIA BATA VIA.
Mulai dari mendatangi pasar antik, gudang, bengkel sampai konsinyasi dengan kolektor dan para pemilik barang-barang antik.
Konsep VIA BATA VIA dapat diterapkan di dalam Pos Bloc Jakarta yang menempati bangunan cagar budaya bernuansa Eropa yang dulunya bernama Post Telefon en Telgraf dan telah difungsikan sejak 1860-an.
Suasana kembali ke “tempo doeloe” di Gedung Filateli Jakarta ini makin dihidupi lebih lagi dengan interior retro dan alunan musik masa lalu di dalam VIA BATA VIA agar setiap pengunjung merasa menjelajahi mesin waktu.
Baca Juga: Peluang Menanti Saat Krisis, M Bloc Market, Creative Hall, dan Galeri Mini Museum Peruri Diresmikan
“Dari ke-Kuno-an menjadi ke-Kini-an”
Kita hidup di sebuah masa di mana retro bukan lagi istilah, tetapi sudah menjadi gaya hidup dan fesyen.
Jika pada generasi Gen-X koleksi barang antik hanya menjadi koleksi eksklusif yang dipajang di rumah kolektor, galeri atau museum.
Kini bagi generasi Milennial ataupun Gen-Z, barang bernuasa retro sudah menjadi sumber inspirasi berkarya seperti untuk pemotretan ataupun untuk menjadi properti untuk dekorasi interior.
Perubahan ini tidak lepas dari pengaruh media sosial yang menjadikan barang kekunoan menjadi tren kekinian.
VIA BATA VIA Studio Space & Retro Props
Kolaborasi antara barang antik dan visi kreatif generasi masa kini inilah yang menjadi gagasan dari VIA BATA VIA menjalankan studio space dan penyewaan properti bertema vintage.
Ruang ekspresi bertema jadul ini tampil estetik untuk foto pribadi, syuting produk maupun membuat berbagai konten lainnya.
Ruang studio yang berlokasi di koridor West Garden Pos Bloc Jakarta ini menawarkan berbagai paket Photo Shoot mulai dari walk-in untuk berfoto dengan properti retro selama 15 menit hingga paket profesional seperti pre-wedding dan sesi foto wisuda.
Semua dikemas dengan ciri khas VIA BATA VIA yaitu “time travelling and treasure hunting”.
Selain aktivitas bisnis retail dan studio foto, VIA BATA VIA pun akan giat memasyarakatkan barang antik melalui berbagai acara seni, budaya, pariwisata, pertemuan komunitas kreatif dan juga aneka kolaborasi dengan jenama.
Acara bertema wisata dan budaya terkurasi ala VIA BATA VIA dilangsungkan pada 12 November 2021 yang diberi nama “Tempo Doeloe Classical Chamber Music Concert & Dinner”.
Pada acara ini para pengunjung akan disuguhi menu makanan ala zaman Hindia Belanda seraya menyaksikan pentas musik klasik di masa lalu ketika Weltevreden menjadi pusat kota Batavia Baru.
Baca Juga: Yayasan Radar Budaya Kreatif Buka Sentra Vaksinasi di M Bloc Space, Ini Cara Daftarnya
“Jembatan antar generasi dan pintu pariwisata”
Edgar Honggo, founder dan owner VIA BATA VIA meluncurkan usaha dengan tema barang vintage sebagai konsep dan jiwa dari usaha ini.
Barang antik tidak mempunyai tanggal kadaluarsa.
Sebuah konsep yang sama dengan bangunan-bangunan bersejarah dimana semakin tua umurnya, semakin berkarakter desainnya, semakin tinggi apresiasinya.
Walau sekarang tema vintage sedang tren, namun apresiasi terhadap visi dari pembuatnya, ketekunan dan ketelitian dari sang pengrajin benda itu tidak akan lekang oleh waktu.
VIA BATA VIA percaya dengan potensi wisata budaya dan sejarah yang dimiliki kota Jakarta dan budaya yang ada di dalamnya termasuk barang-barang antik yang dapat ditemukan di Jakarta.
Dengan menghargai masa lalu, pariwisata dan industri kreatif Jakarta akan menorehkan sejarah baru seiring dengan dibukanya kembali kegiatan pariwisata dan mulai masuknya kembali wisatawan mancanegara.
“Remember, rescue, restore, respect, recycle”
Bagi kita yang sehari-hari melihat, mungkin tidak sadar dengan nilai dari kursi, lampu, dan kaleng biskuit di rumah.
Dunia barang antik tidak hanya sebatas hobi, jual-beli, atau tukarmenukar barang saja, tetapi juga memiliki peran penting terhadap keberlanjutan (sustainability).
VIA BATA VIA percaya bahwa dunia barang antik juga berperan dalam menjaga lingkungan hidup karena menggunakan kembali furniture ataupun barang-barang “bekas” layak pakai secara langsung juga dapat mengurangi sampah.
Hal ini sejalan dengan konsep 5R yang diterapkan Via Bata Via: Remember, Rescue, Restore, Respect, Recycle, karena nilai sejarah pun perlu dijaga.
Baca Juga: Keren, Festival MAG Gabungkan Seni, Sains, dan Teknologi dalam Satu Wadah
“Back to the Future”
Dengan mempelajari masa lalu, banyak hal yang dapat menginspirasi masa depan.
Sama seperti konsep bisnis VIA BATA VIA sendiri yang justru menggunakan teknologi masa kini seperti Instagram dan juga katalog daring untuk memasyarakatkan apresiasi terhadap barang-barang dari masa lalu.
Kami hadir dengan konsep yang ramah kepada generasi muda dan mengubah citra bahwa barang antik itu membosankan atau eksklusif kepada generasi yang lebih tua.
VIA BATA VIA dapat dikunjungi secara daring di @viabatavia.vintages maupun @viabatavia.retrostudio serta www.viabatavia.com.
Bagi mereka yang memiliki barang antik dan sudah tidak digunakan lagi di rumah, dapat berdiskusi langsung dengan VIA BATA VIA terkait nilai barang tersebut.
VIA BATA VIA buka mulai pukul 10.00 hingga 21.00 WIB di hari Senin hingga Jumat, sementara pada hari Sabtu dan Minggu beroperasi mulai dari pukul 07.00 hingga 21.00 WIB.
(*)