Personalisasi Layanan Kesehatan, Bantu Pasien Mendapatkan Pengobatan yang Tepat

Ericha Fernanda - Sabtu, 13 November 2021
Personalisasi layanan kesehatan di Indonesia
Personalisasi layanan kesehatan di Indonesia Chaay_Tee

Parapuan.co - Personalisasi layanan kesehatan (personalized healthcare) menyatukan ilmu kedokteran, teknologi digital, dan ilmu data.

Pendekatan ini menempatkan pasien sebagai fokus utama, memungkinkan pengobatan dan perawatan disesuaikan dengan individu.

Personalisasi layanan kesehatan memungkinkan semua orang memiliki akses kesehatan yang lebih baik dengan biaya yang relatif rendah.

Nantinya, ketika seorang pasien datang ke sebuah fasilitas kesehatan, gejala dan hasil laboratorium mereka akan dibandingkan dengan jutaan pasien serupa.

Selanjutnya, dicocokkan dengan jenis perawatan yang terbukti memiliki potensi keberhasilan tertinggi.

Baca Juga: Wakil Menteri Kesehatan Ungkap Dukungan dan Harapan tentang Telemedicine di Indonesia

Personalisasi layanan kesehatan ini dibahas secara virtual dalam Roche Fair 2021 bertajuk “How Personalized Healthcare Contribute to a Sustainable Healthcare System?”.

Sesi ini menyoroti layanan dan solusi yang terpersonalisasi dan inovatif untuk mengubah kehidupan pasien dan menciptakan sistem perawatan kesehatan yang berkelanjutan.

“Kemajuan sains dalam dunia kedokteran telah mendukung kemajuan dalam diagnosis dan pengobatan, sebagai cara untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seseorang dengan tepat," kata Principal Research Fellow Eijkman Research Center for Molecular Biology, National Research and Innovation Agency Herawati Sudoyo, M.D, Ph.D, Sabtu (13/11/2021).

Berbicara tentang kesiapan Indonesia dalam bidang personalisasi layanan kesehatan, Herawati mengutip hasil Personalized Healthcare Index (PHI).

PHI diterbitkan oleh inisiatif FutureProofing Healthcare dan dipimpin oleh panel 15 ahli kesehatan terkemuka di Asia-Pasifik.

Hal ini menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-11 dari 11 negara yang diukur.

Indeks tersebut menggambarkan kesiapan dari empat pilar yaitu informasi kesehatan, layanan kesehatan, teknologi yang dipersonalisasi, dan konteks kebijakan.

"Hasil laporan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia berada pada tahap awal transisi ke personalisasi layanan kesehatan" ujar Herawati.

Baca Juga: Jenis-Jenis Penyakit yang Ditanggung dan Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan

"Seperti di banyak negara Asia Pasifik lainnya, kesenjangan yang signifikan pada akses dan kualitas kesehatan terletak pada disparitas antara perkotaan dan pedesaan," imbuhnya.

Herawati mengatakan, Indonesia telah merumuskan kebijakan dan strategi untuk mendorong pengembangan fondasi untuk personalisasi layanan kesehatan.

Hasilnya, beberapa layanan kesehatan berbiaya rendah yang dapat diakses secara digital (seperti telehealth) mulai dipercaya dan digunakan oleh berbagai kalangan di Indonesia.

Lebih lanjut, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, Ph.D., FRSPH, Associate Professor, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada juga menyatakan bahwa kolaborasi multisektor berperan sangat penting untuk mencapai pemerataan kesehatan bagi semua orang.

“Tentunya kita belajar dari pandemi Covid-19, di mana jelas bahwa sistem kesehatan perlu berinovasi agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat di masa mendatang,” kata dr. Mahendradhata.

“Untuk mewujudkan personalisasi layanan kesehatan, diperlukan perubahan mendasar pada perencanaan, pengaturan dan pemberian pelayanan kesehatan agar lebih baik," lanjutnya.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Bisa Dipakai Berobat di Luar Kota, Begini Caranya

Ia mengatakan, hingga kini pemerintah telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).

Dengan begitu, sistem pelayanan kesehatan yang optimal dapat bergerak menuju cakupan kesehatan global.

Sehingga, ada peluang untuk menerapkan personalisasi layanan kesehatan, bahkan melampaui sistem yang lebih maju.

"Dengan cara ini, kita dapat mempersiapkan sistem pelayanan kesehatan yang lebih berkelanjutan,” kata dr. Mahendradhata.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja