Kekerasan pada perempuan berbentuk emosional dapat mencakup kegagalan untuk:
- Percaya pada anak
- Menciptakan keluarga yang kompak
- Buat anak merasa istimewa atau penting
- Menyediakan dukungan
- Ingin anak sukses.
Lantas, bagaiaman kekerasan mengubah struktur otak?
Saat anak-anak tumbuh, otak mereka mengalami periode perkembangan yang cepat.
Pengalaman negatif dan traumatis dapat mengganggu periode perkembangan tersebut.
Hal ini menyebabkan perubahan di otak di kemudian hari.
Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan Bisa Sebabkan Trauma Bonding, Apa itu?
Dr. Martin Teicher dan rekan-rekannya di McLean Hospital, Harvard Medical School, dan Northeastern University mempelajari hubungan antara pelecehan dan struktur otak.
Mereka menggunakan teknologi magnetic resonance imaging (MRI) untuk mengidentifikasi perubahan terukur dalam struktur otak di antara orang dewasa muda yang pernah mengalami pelecehan masa kanak-kanak.
Kemudian, mereka menemukan perbedaan yang jelas di sembilan wilayah otak antara mereka yang pernah mengalami trauma masa kanak-kanak dan mereka yang tidak.
Perubahan yang paling jelas adalah di daerah otak yang membantu menyeimbangkan emosi dan impuls, serta pemikiran sadar diri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang pernah mengalami kekerasan emosional atau penelantaran masa kanak-kanak memang memiliki peningkatan risiko masalah kesehatan mental di kemudian hari.