Saran Inisiator KPSB soal Perempuan dalam Sepak Bola di Indonesia

Arintha Widya - Selasa, 16 November 2021
Ilustrasi pemain sepak bola perempuan
Ilustrasi pemain sepak bola perempuan RF Studio

Parapuan.co - Perempuan bermain sepak bola sudah bukan merupakan sesuatu yang aneh lagi walau memang bisa dibilang masih cukup langka di Indonesia.

Komunitas pesepak bola perempuan juga telah lama di Tanah Air, yaitu yang bernama Komunitas Perempuan dalam Sepak Bola (KPSB).

Habis gelap terbitlah terang mungkin menjadi frasa yang paling sesuai untuk menggambarkan proses terbentuknya Komunitas Perempuan dalam Sepak Bola (KPSB).

Siapa sangka, terhentinya kompetisi sepak bola nasional akibat pandemi menjadi titik balik bagi tiga inisiator KPSB untuk memperkuat perjuangan hak-hak perempuan dalam dunia sepak bola nasional.

Stevany Dio, salah satu pendiri KPSB mengatakan bahwa salah satu tujuan utama pendirian komunitas tersebut adalah untuk mematahkan stigma sepak bola yang lekat dengan maskulinitas.

Baca Juga: Bola Basket Jadi Salah Satu Cabor di PON XX, Berikut Ini Manfaatnya Bagi Kesehatan Fisik

Ia menegaskan bahwa sepak bola bukan olahraga eksklusif yang hanya dapat dilakukan dan melibatkan atlet laki-laki saja.

"Komunitas Perempuan dalam Sepak Bola merupakan wadah yang menampung aspirasi-aspirasi para perempuan penggemar sepak bola Indonesia," kata Stevany seperti dalam press rilis yang diterima PARAPUAN.

"Kami ingin menunjukkan bahwa sepak bola bukan merupakan olahraga yang eksklusif untuk laki-laki saja," imbuhnya.

Ia juga mengatakan bahwa sebetulnya banyak potensi perempuan yang bisa berkarier di dunia sepak bola.

"Sebenarnya banyak perempuan hebat yang berkarier dalam dunia sepak bola, dari atlet hingga yang tergabung dalam struktur organisasi," jelasnya.

Adapun inisiator dari komunitas KPSB sendiri datang dari latar belakang yang beragam.

Stevany Dio misalnya, ia merupakan penggemar sepak bola sekaligus pendukung dari Persib Bandung.

Sementara dua rekannya yang jadi inisiator KPSB, Putri dan Dianita Shinta masing-masing merupakan penggemar Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya.

Sejalan dengan semboyan bangsa, Bhinneka Tunggal Ika, perbedaan tersebut bukan menjadi halangan mereka untuk bersinergi dalam menciptakan iklim sepak bola yang lebih inklusif.

Mereka kemudian menjelaskan bahwa memperkuat kesetaraan dalam dunia sepak bola bukan pekerjaan yang mudah.

Pasalnya, permasalahan di dalam dan luar lapangan yang menyangkut kehormatan perempuan masih kerap terjadi.

Salah satunya adalah label "bidadari tribun" yang melekat pada supporter perempuan.

Baca Juga: Dukung Anak, Donna Agnesia dan Darius Sinathrya Antar Lionel Sekolah Bola ke Prancis

"Persepsi tersebut justru memosisikan perempuan hanya sebagai objek pengalih perhatian dan bukan merupakan bagian dari penonton di stadion. Bahkan, kejadian catcalling masih sering terjadi dalam stadion," ungkap Dianita.

Sebagai respons, KPSB terus melakukan edukasi ke perempuan-perempuan lain yang tergabung dalam komunitas penggemar klub agar melakukan tindakan preventif.

Salah satunya seperti memberikan mereka anjuran agar mengenakan busana yang aman dan nyaman ketika datang ke stadion.

Selain itu, Putri juga menyoroti peran sportscaster atau penyiar olahraga saat pertandingan.

"Biasanya jika asal sorot, yang ada beberapa supporter perempuan menjadi bahan pembicaraan dari aspek fisik saja. Tapi untungnya sekarang semakin lebih baik," jelas Putri.

Semangat sambut BRI Liga 1

Bergulirnya kembali BRI Liga 1 karena dukungan penuh salah satu bank terbesar tanah air yakni BRI ini disambut dengan sangat hangat oleh rekan-rekan KPSB.

Bagi KPSB, hal ini seakan menjadi obat rindu akan kasta tertinggi kompetisi sepak bola nasional.

KPSB sangat mengapresiasi BRI sebagai sponsor utama yang merupakan pihak di balik bergulirnya kembali Liga 1.

Pihaknya berharap semakin banyak pihak yang mendukung iklim positif sepak bola Tanah Air.

Baca Juga: Yuk Berkenalan Dengan Bola Kegel yang Bisa Memperkuat Otot Vagina

Demi menjaga keberlanjutan BRI Liga 1, KPSB berharap ketertiban penonton di luar lapangan dapat terlaksana, sehingga tidak ada kerumunan ilegal yang memicu transmisi penularan Covid-19.

Bahkan, tim KPSB melakukan distribusi bantuan sosial berupa masker dan berbagai macam alat protokol kesehatan ke beberapa daerah di Indonesia.

Tujuannya adalah menekan perkembangan pandemi dan tetap berlanjutnya BRI Liga 1.

"Kami berharap agar BRI Liga 1 dapat terus berjalan dan jika akan diselenggarakan dengan penonton, harapan besar kami agar pelaksana juga memfasilitasi pelaporan jika ada pelecehan seksual," ungkap Stevany.

"Selain itu, pesan kami secara umum adalah agar atlet perempuan lebih dipandang dari kemampuan mereka, bukan dari aspek fisik," tutupnya.

(*)

 

Sumber: Press Release
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kronologi Pelecehan Seksual di Panti Asuhan Tangerang, Korban Dipaksa Lakukan Ini