Parapuan.co - Beberapa topik menjadi berita yang ramai dibahas di kanal trending topic.
Mulai dari soal fenomena enggan bekerja di kantor, hingga menyambut Hari Anak Sedunia.
Tak hanya itu, ada juga rekomendasi drama korea soal keluarga dan pola asuh.
Penasaran? Simak ulasannya berikut.
1. Ada Fenomena Global Tenaga Kerja Enggan WFO, Sri Mulyani Mulai Waspada
Kawan Puan, baru-baru ini di negara-negara maju, ada fenomena tenaga kerja yang tidak mau untuk bekerja di kantor.
Hal tersebut membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani mulai waspada dengan kemungkinan fenomena tersebut tumbuh di Indonesia.
Akibat fenomena ini, ada kenaikan inflasi yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya.
Pertumbuhan tenaga kerja yang melambat membuat permintaan barang yang tinggi tidak selaras dengan ketersediaan barang.
Ini menjadi tantangan besar bagi sektor perekonomian dan tenaga kerja Indonesia pada tahun 2022 mendatang.
Baca Juga: Sri Mulyani Khawatirkan Fenomena Tenaga Kerja Enggan WFO, Ini Plus Minus WFH
Inflasi tentu saja menjadi keadaan ekonomi yang dihindari oleh Sri Mulyani dan pihaknya.
"Indonesia harus benar-benar memperhatikan tantangan ini karena ini most likely akan terus berlanjut sampai 2022," kata Sri Mulyani dalam Kompas100 CEO Forum, Kamis (18/11/2021), dikutip dari Kompas.com.
"Jadi kita tidak boleh nanti memunculkan inflasi yang fully berasal dari suplai," sambungnya.
Di era pandemi Covid-19 ini, jejeran menteri keuangan di dunia melihat adanya pemulihan tenaga kerja yang lambat.
2. Hari Anak Internasional, Ini Awal Mula dan Tema Perayaan untuk Tahun 2021
Kawan Puan, tahukah kamu bahwa di tanggal 20 November setiap tahunnya adalah Hari Anak Internasional atau Hari Anak Sedunia?
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tanggal 20 November sebagai Hari Anak Sedunia yang dirayakan secara internasional.
Tujuan PBB menetapkan adanya Hari Anak Internasional ini adalah untuk mempromosikan kebersamaan di seluruh dunia.
Lalu tak cuma itu Kawan Puan. PBB pun ingin dengan adanya Hari Anak Internasional kesadaran akan masalah yang dihadapi anak-anak semakin meningkat.
Dengan kesadaran kita terhadap masalah yang dihadapi anak, maka kita pun bisa berusaha meningkatkan kesejahteraan bagi semua anak.
Lalu bagaimana ya, awal mula serta cara kita merayakan Hari Anak Internasional?
Baca Juga: Sambut Hari Anak Sedunia, Ini 4 Rekomendasi Drama Korea yang Cocok Ditonton
Awal mula Hari Anak Internasional
Melansir dari National Today, Hari Anak Internasional awal mulanya dari kebaktian khusus yang didedikasikan untuk anak-anak.
Kebaktian ini dilakukan oleh Pendeta Dr. Charles Leonard pada bulan Juni tahun 1857.
Leonard menamai hari itu sebagai Rose Day meski kemudian berubah jadi Flower Sunday, dan kemudian dinamai Hari Anak.
Hari Anak sendiri pertama kali dinyatakan sebagai sebuah perayaan sekaligus hari libur nasional oleh Republik Turki pada 23 April 1920.
3. 4 Drama Korea Parenting agar Anak Tak Jadi Sosok People Pleaser
Kawan Puan, pada tanggal 20 November ini, kita merayakan Hari Anak Sedunia.
Mendampingi perkembangan anak tentu saja penuh dengan tantangan, orang tua harus bisa menentukan pola asuh yang akan membentuk karakter anak.
Riset PARAPUAN yang membahas perilaku people pleaser menemukan bahwa pola asuh memiliki peran penting dalam membentuk seseorang.
Salah satunya adalah menjadi people pleaser dengan berbagai tingkatan.
Dalam riset tersebut, responden yang diasuh secara otoritatif cenderung menjadi people pleaser dengan tingkat sedang dalam lingkungan keluarga dan pekerjaan.
Responden yang diasuh secara permisif atau lebih bebas cenderung menjadi people pleaser dengan tingkat rendah dalam lingkungan.
Nah memilih pola asuh itu tidak mudah, tapi kamu bisa mendapatkan inspirasi dan pelajaran dari mana saja termasuk drama Korea (drakor).
Berikut rekomendasi drakor tentang parenting yang bisa membantumu menemukan pola asuh yang pas.
1. Reply 1988
Reply 1988 menceritakan persahabatan 5 orang remaja SMA yang juga membahas kisah setiap karakter dan keluarganya.
Salah satu karakter yang menjadi sorotan adalah Duk Sun, perempuan yang selalu dibedakan oleh orang tuanya.
(*)