Parapuan.co - Belum lama ini, tiga perempuan alumni Google for Startups: Women Founders Academy berbagi pengalaman program mentoring yang mereka jalani.
Ketiganya adalah perempuan pendiri perusahaan rintisan yang berkesempatan mengikuti program mentoring dari Google selama 12 pekan.
Program itu sendiri memang dikhususkan bagi perusahaan rintisan yang dipimpin perempuan di Asia Pasifik.
Lewat press rilis yang diterima PARAPUAN, ketiga perempuan pendiri perusahaan rintisan alumni mengungkapkan tips yang mereka peroleh dari program mentoring.
Apa saja? Berikut uraiannya sebagaimana disampaikan masing-masing dari ketiga alumni!
Baca Juga: Wanita Karir, Ini Cara Menjawab Pertanyaan Wawancara Apakah sedang Melamar di Tempat Lain
1. Pentingnya pengetahuan dan jaringan
Utari Octavianty, Co-Founder & Chief Corporate Officer Aruna, mengungkapkan pentingnya pengetahuan dan jaringan bagi pebisnis.
Sebagai pendiri startup bidang perikanan dan kelautan, mentoring sangat berkesan bagi Utari.
Pasalnya, lingkungan industri dalam bisnis yang dijalaninya masih didominasi oleh laki-laki sebagai pendiri dan pemimpin.
Di perusahaan seperti Aruna yang ia rintis, tentulah penting memiliki jaringan sesama leader dan founder perempuan untuk bisa saling berdiskusi dan memberi dukungan.
"Saat sesi berlangsung, banyak masalah yang kami hadapi merupakan masalah serupa," ucap Utari.
"Kami tidak hanya berfokus pada bisnis, tapi banyak faktor pendukung yang mungkin selama ini luput dari kacamata kita selaku founders, tapi ternyata berpengaruh signifikan terhadap bisnis," tambahnya.
2. Pentingnya selfcare sebagai founder
Kedua, perempuan pendiri perusahaan rintisan juga mesti tidak melupakan selfcare sesibuk apapun dirinya.
Hal ini disampaikan alumni Women Founders Academy lainnya, yaitu Ketty Lie selaku co-founder ErudiFi.
Menurutnya, pendiri perusahaan tak bisa hanya mengutamakan kebutuhan tim dan bisnis untuk bisa berkembang.
Selfcare juga penting, karena di situ seseorang bisa meluangkan waktu untuk diri sendiri sehingga energi yang terkuras dapat terpulihkan.
"Jika sudah burnout, akan sulit untuk memimpin dengan efektif. Semakin berkembangnya bisnis dan tim, founder juga perlu memberi arahan dan bimbingan," kata Ketty Lie.
"Kesibukan selalu ada, tapi kita harus tetap jadwalkan dan luangkan waktu untuk pause sehingga sudut pandang dapat lebih panjang dan luas," tuturnya lagi.
Baca Juga: Ini Hal yang Perusahaan Bisa Lakukan untuk Menutup Kesenjangan Gender di Tempat Kerja
3. Pentingnya kepemimpinan
Terakhir, ada Vanessa Geraldine, Co-founder & Chief Commercial Officer Prieds Technology yang mengungkap pentingnya kepemimpinan.
Ia menjelaskan, seorang pemimpin harus bisa mengelola diri sendiri agar dapat memimpin timnya dengan baik.
"Saya sangat terbantu dan banyak belajar tentang kepemimpinan dari mentor, tentang pentingnya sebagai pendiri untuk take care diri sendiri agar bisa memimpin tim dengan baik," ujar Vanessa.
Selain itu, ia juga mengaku memperoleh banyak pelajaran terutama tentang manajemen organisasi internal dalam sebuah perusahaan.
Dan yang tak kalah penting, Vanessa mendapatkan rekan dan jaringan di mana ia merasa tak harus berjuang sendiri dalam industri yang dijalani.
Hebat sekali, ya, Kawan Puan. Mungkinkah kamu juga tertarik memulai perusahaan rintisan sendiri? (*)