Parapuan.co - Orang tua memiliki berbagai kekhawatiran tentang perkembangan anak-anak mereka.
Salah satu kekhawatiran umum saat anak berusia balita adalah perilaku yang dapat melukai dirinya sendiri, seperti memukul kepalanya sendiri.
Nah, menyaksikan anak dengan sengaja membenturkan atau memukul kepalanya sendiri tentu membuat orang tua frustrasi dan sangat khawatir.
Untuk sebagian besar kasus, ternyata balita memukul kepalanya sendiri adalah cara yang mereka gunakan untuk mengekspresikan diri.
Selain itu, ternyata ada penyebab di balik anak yang memukul kepala sendiri lo, Kawan Puan!
Seperti yang dikutip dari Bright Side, inilah empat penyebab anak yang memukul kepalanya sendiri dan cara mengatasinya!
Baca Juga: Coba Beri Pilihan, Ini 5 Cara Atasi Anak yang Tidak Mau Diajak Pulang
1. Mencari perhatian
Anak balita menggunakan cara head banging atau memukul kepalanya sendiri adalah alat untuk mencari perhatian.
Akibat perhatian yang diberikan orang tua setelah terjadi pemukulan, perilaku tersebut akan berulang-ulang di kemudian hari.
Solusinya, cobalah untuk tidak mempermasalahkannya agar anak memahami bahwa memukul kepala bukan cara baik untuk mencari perhatian.
Sebagai gantinya, ciptakan lingkungan yang aman untuk melindungi mereka dari cedera.
Contohnya, memindahkan kasur dari dinding dan membereskan mainan saat menjelang tidur agar tidak digunakan untuk melawan dirinya sendiri.
2. Cara menenangkan diri
Agar merasa rileks dan tenang, balita melakukan gerakan tertentu yang kebanyakan terjadi sebelum tidur.
Ini adalah metode stimulasi diri dan kenyamanan diri untuk balita.
Solusinya, ajarkan rutinitas menenangkan diri untuk membantu mereka tertidur di waktu yang sama.
Misalnya, membacakan cerita saat anak balita terlihat sudah mengantuk.
Baca Juga: Beri Empati, Ini 5 Alasan Mengapa Anak Tantrum dan Cara Mengatasinya
3. Cara mengekspresikan emosi
Bayi dan balita adalah makhluk yang sangat emosional, karena mereka belum menguasai keterampilan berekspresi dengan sehat.
Pada dasarnya, memukul kepala dapat menunjukkan bahwa balita memiliki banyak emosi yang mereka tidak tahu bagaimana mengekspresikannya.
Solusinya, dorong balita untuk mengekspresikan apa pun yang mereka rasakan, apakah itu kebahagiaan, kesedihan, kegembiraan, atau kemarahan.
Hindari memaksanya untuk berhenti, tapi terimalah bahwa keadaan anakmu sedang tidak baik-baik saja.
4. Masalah perkembangan potensial
Secara umum, tidak ada yang perlu dikhawatirkan pada anak berusia 1 hingga 3 tahun memukul dirinya sendiri.
Akan tetapi, dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, membenturkan kepala terus-menerus mungkin terkait dengan gangguan perkembangan saraf seperti autisme.
Solusinya, untuk membedakan ini dari penyebab lain, amati frekuensi dan waktu ketika mereka mulai memukul kepala mereka dengan sengaja.
Jika kamu melihat bahwa pemukulan terjadi sebelum waktu tidur, itu bisa saja normal.
Namun, jika kamu melihat gejala lain atau hantaman menjadi tidak terkendali, sebaiknya segera konsultasikan hal tersebut pada dokter anak untuk mendapatkan jawaban tentang situasi tersebut. (*)
Baca Juga: Cegah Luka Inner Child, Ini 5 Kesalahan Pola Asuh yang Wajib Dihindari