Parapuan.co - Salah satu perawat relawan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet membagikan ceritanya mengenai kondisi pandemi kemarin.
Nama perempuan tersebut sempat dibahas oleh beberapa media karena memperjuangkan hak insentif tenaga kesehatan.
Sosok tersebut adalah Fentia Budiman, seorang perawat yang beberapa waktu lalu, tepatnya pada Mei 2021, menjadi sorotan karena kontraknya tidak diperpanjang usai mempertanyakan insentif tenaga kesehatan.
Melansir dari Parapuan, perawat ini membagikan kisahnya saat menjadi salah satu tenaga kesehatan itu dalam menangani Covid-19 di Indonesia sekaligus perannya dalam organisasi perempuan.
Mengenal sosok Fentia Budiman
Memiliki nama lengkap Fentia Budiman, perempuan kelahiran Halmahera, 27 Februari 1994 ini akrab disapa dengan nama pendeknya, Fen.
Ia merupakan alumnus program studi Profesi Ners di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara angkatan tahun 2011.
Baca Juga: Dari Prospek Karier hingga Gaji, Ini Fakta Posisi Management Trainee
Fen menyelesaikan studi sarjananya pada tahun 2015, kemudian ia melanjutkan studi Profesi Ners pada tahun 2016 sampai 2017.
Sebelum mengabdi sebagai relawan tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet, Fen sempat bekerja di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta selama satu tahun.
Ia juga sempat bekerja di sebuah puskesmas di Halmahera Utara sebelum pada akhirnya mengabdi di ibu kota.
Usai mempertanyakan insentif nakes dan kontraknya di Wisma Atlet tidak diperpanjang, Fen saat ini melanjutkan kiprahnya sebagai nakes dengan membantu proses vaksinasi di berbagai daerah.
Kisahnya menjadi garda terdepan Covid-19
Kilas balik ke masa awal pandemi Covid-19, Fen pertama kali bergabung ke RSDC Wisma Atlet pertama kali beroperasi, yakni di masa awal virus Corona masuk ke Indonesia.