Parapuan.co - Berbicara mengenai Hari Guru Nasional tentu tidak terlepas dari sosok-sosok perempuan yang berjasa di dunia pendidikan Indonesia.
Salah satunya adalah Bu Kasur atau Ibu Kasur yang namanya tentu sangat akrab di kalangan generasi 90-an, mungkin juga bagi generasi milenial.
Sosok Bu Kasur dikenal sebagai pengajar sekaligus seniman yang menciptakan lagu untuk anak-anak.
Beberapa lagu ciptaannya adalah yang berjudul Kucingku, Bertepuk Tangan, dan Main Sembunyi.
Bagaimana ia dikenal sebagai Bu Kasur dan tokoh pendidikan yang amat berjasa bagi anak Indonesia?
Baca Juga: Hari Guru Nasional, Ini 3 Ide Permainan untuk Menunjang Pendidikan Anak
Simak profil singkat Bu Kasur sebagaimana mengutip Kompas berikut ini, yuk!
Biodata Bu Kasur
Bu Kasur memiliki nama asli Sandiah dan lahir di Batavia (sekarang Jakarta), 16 Januari 1926.
Nama Kasur aslinya merupakan Kak Soer yang merujuk pada sapaan akrab suaminya, yaitu Soerjono, sewaktu masih muda.
Soerjono yang dulunya disapa Kak Soer akhirnya jadi dipanggil Pak Kasur, sedangkan Sandiah, Bu Kasur.
Sebelum dikenal sebagai Bu Kasur, Sandiah menghabiskan masa kecilnya bersekolah di sekolah Belanda.
Ia tercatat pernah menempuh pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) pada akhir tahun 1930-an.
Sandiah bertemu dengan Soerjono karena keduanya merupakan anggota Kepanduan Indonesia.
Pada 29 Juli 1946, keduanya diketahui melangsungkan pernikahan di Yogyakarta.
Baca Juga: Hari Guru Nasional 2021, Ini Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
Kiprah Bu Kasur di Dunia Pendidikan
Bersama sang suami, Bu Kasur sempat menjadi pengasuh Taman Putra dan Taman Pemuda di Jakarta.
Keduanya juga sering mengadakan siaran untuk anak-anak di RRI (Radio Republik Indonesia) Jakarta.
Di tahun 1962 saat TVRI berdiri, Bu Kasur dipercaya memandu acara anak, yaitu Arena Anak-Anak dan Mengenal Tanah Airku.
Berkat kecintaan keduanya pada dunia anak, tahun 1968, Sandiah dan Soerjono mendirikan Taman Kanak-Kanak (TK) Mini.
Nama TK tersebut berubah jadi TK Mini Pak Kasur setelah Soerjono meninggal pada 1992, dan sudah mempunyai sejumlah cabang di Jakarta.
Atas jasanya di dunia pendidikan anak-anak tersebutlah, Bu Kasur menerima penghargaan dari pemerintah, seperti:
- Bintang Budaya Para Dharma (1992)
- Penghargaan dari Presiden dalam rangka Hari Anak Nasional (1988)
- Centro Culture Italiano Premio Adelaide Ristori Anno II dari Pemerintah Italia (1976)
Akhir Hayat
Bu Kasur meninggal dunia pada 22 Oktober 2002 setelah dua hari sebelumnya sempat muntah dan dilarikan ke Rumah Sakit Cikini, Jakarta.
Sebelum meninggal dunia, Bu Kasur masih sangat aktif mendampingi anak-anak.
Bahkan, sepekan sebelum berpulang, ia masih menemani anak-anak dari TK Mini Pak Kasur bertamasya ke Taman Safari.
Beberapa bulan sebelumnya, ia juga sempat mengungkapkan keprihatinannya atas kenakalan remaja yang menurutnya semakin brutal.
Baca Juga: Sejarah Pendidikan dan Profesi Dokter di Indonesia, Dulu Jadi Mantri
Harian Kompas menyebut, Bu Kasur sedih melihat anak-anak berkelahi dan saling melukai.
Ia menilai, tak hanya sekolah yang berperan dalam mendidik anak-anak agar saling menyayangi dan mengasihi.
Menurutnya, pendidikan yang terdekat adalah dari ibu yang mesti memberikan kasih sayang dan mengajarkan komunikasi yang baik.
Kisah Bu Kasur sangat inspiratif, ya, Kawan Puan? (*)