Parapuan.co - Kawan Puan, kita baru saja memasuki masa Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16HAKTP) yang dimulai sejak tanggal 25 November 2021.
Berbicara tentang kekerasan terhadap perempuan berarti kita juga menyoroti kekerasan berbasis gender online (KBGO).
Perundungan siber sering terjadi kepada perempuan, mulai dari bodyshaming hingga pelecehan seksual.
Banyak perempuan yang menjadi korban KBGO, termasuk figur publik seperti artis perempuan Indonesia.
Salah satu hal yang menyebabkan KBGO kepada artis perempuan adalah kondisi fisik yang dianggap tidak pantas untuk berperan dalam suatu film atau program televisi.
Baca Juga: Pentingnya Mencantum Hak Korban Kekerasan Seksual di Kontrak Kerja Menurut Lola Amaria
Menanggapi hal tersebut, aktris sekaligus produser film Lola Amaria menyampaikan hal yang penting untuk diutamakan saat melakukan casting atau seleksi artis untuk sebuah proyek film tertentu.
Pemaparan tersebut Lola Amaria sampaikan pada diskusi Ubah Narasi: Peran Media dalam Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan.
Diskusi tersebut bertujuan untuk membuka pembahasan terkait peran media dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
Standar kecantikan tertentu yang merupakan konstruksi sosial cukup toxic bagi perempuan telah menjadi beban bagi para artis perempuan di Indonesia.
Tampil di layar lebar dan membintangi peran tertentu membuat fisik dari artis perempuan kerap kali menjadi sorotan penonton.
Tak sedikit penonton yang melemparkan komentar yang bersifat bodyshaming ketika artis tersebut dianggap tidak memenuhi standar kecantikan untuk memerankan sebuah karakter.
Bagi produser Lola Amaria, hal tersebut sangatlah berbahaya bagi kepercayaan diri perempuan.
Maka, ia selalu mengutamakan pemilihan artis yang cocok dengan karakter dibandingkan mementingan fisik saat casting.
Casting sendiri adalah proses pemilihan artis yang akan didapuk untuk membintangi peran tertentu dengan berbagai pertimbangan.
"Jika melihat film-film yang saya buat, saya bermain di karakter," tegas Lola.
"Film saya banyak bicara soal isu-isu sosial, jadi buat saya fisik dalam film kalau tidak sesuai karakter jadi tidak penting," tambahnya.
Baca Juga: 10 Sutradara Perempuan Peraih Nominasi Piala Citra Sepanjang Sejarah FFI
Lola juga menyoroti perempuan Indonesia yang secara natural sudah memancarkan kecantikannya sendiri.
"Perempuan kulitnya sudah cantik, kulitnya sawo matang, justru film-film seperti itu yang bisa dibawa ke luar negri, inilah gambaran perempuan Indonesia," papar Lola Amaria.
Lola selalu mencari artis perempuan bertalenta yang mampu menghidupkan karakter yang ia ciptakan dalam film.
"Karakter dalam film itu penting, saya tidak melihat wajah cantik, saya selalu melihat karakter dan bagaimana artis ini dapat memainkan karakternya dengan baik," tutupnya.
Bagi Lola Amaria, kemampuan artis untuk akting dan menghidupkan karakter dalam film dapat membuktikan kepada pelaku KBGO bahwa fisik tidak penting.
Baca Juga: 10 Film Sutradara Perempuan Asia di Program Spesial Busan International Film Festival
Menghidupi karakter itu bukanlah hal yang mudah menurut Lola, maka penting untuk mengutamakan talenta artis perempuan dibandingkan mengikuti standar kecantikan sosial yang toxic.
(*)