Omicron pertama terdeteksi oleh ahli di Afrika Selatan melalui genomic sequencing pada 14-16 November 2021, dan dilaporkan kepada WHO 24 November 2021.
Sebelumnya varian baru ini disebut sebagai B.1.1.529, akan tetapi pada Jumat (26/11/2021) WHO mengelompokkan varian baru ini dalam Variant of Concern (VoC) dengan sebutan Omicron.
Nama itu berasal dari alpabet Yunani untuk melabeli varian virus corona yang mengkhawatirkan, dan meminimalisasi penyebutan virus yang merujuk pada wilayah ditemukannya.
Salah satunya alasan Omicron menjadi perhatian ialah karena kemampuan mutasi yang mengkhawatirkan dari varian baru virus ini.
Selain itu, adanya bukti awal yang menunjukkan meningkatnya risiko terinfeksi ulang bagi seseorang yang pernah terpapar varian ini.
2. Kemampuan mutasi
Omicron memiliki lebih dari 30 mutasi protein lonjakan yang digunakan virus untuk mengikat sel manusia. Jumlah ini dua kali lipat dari varian Delta.
Sehingga, Omicron menjadi sesuatu yang sangat berbeda dari virus corona asli yang dijadikan acuan untuk mengembangkan vaksin.
Kepala Penasihat Medis Badan Keamanan Kesehatan Inggris, Dr. Susan Hopkins, mengatakan bahwa beberapa mutasi belum pernah terlihat sebelumnya.
Jadi tidak diketahui bagaimana virus ini akan berinteraksi dengan yang lain. Ini menjadikan Omicron sebagai varian paling kompleks yang ada sejauh ini.