Parapuan.co - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian baru virus corona B.1.1.529 yang bernama Omicron.
Varian baru Covid-19 Omicron ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, dan WHO telah mengklasifikasikannya menjadi perhatian atau variant of concern (VoC).
Untuk diketahui, variant of concern adalah varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan dan angka kematian akibat Covid-19.
Dicky Budiman, Epidemiolog dari Griffifth University Australia, menyebut Omicron 500 persen lebih menular daripada virus corona asli, SARS-CoV-2.
Baca Juga: 3 Fakta Omicron, Virus Corona Varian Baru yang Disebut Lebih Menular
"Kalau diibaratakan varian delta yang 100 persen kecepatannya lebih cepat menular daripada virus liar di Wuhan. Ini kemungkinannya Omicron bisa sampai 500 persen atau 5 kalinya kecepatan penularannya," ungkap Dicky, Sabtu (27/11/2021), mengutip Kompas.com.
Menurut Dicky, kategori Omicron yang sudah termasuk VoC menandakan bahwa munculnya virus ini sangat serius dan semua negara masih rentan.
"Omicron langsung menjadi variant of concern ini adalah satu pertanda yang sangat serius, karena umunya (varian) yang baru-baru itu jadi variant of interest dulu atau varian under investigation, tapi ini langsung lompat, artinya ini tanda sangat seirus," imbuhnya.
Masalahnya, varian baru yang masuk dalam kategori VoC juga disebut memiliki kemampuan dalam memengaruhi efektivitas vaksin.
Varian virus corona yang dikategorikan sebagai variant of concern sejauh ini adalah varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.
Varian Omicron ini dijadikan sebagai VoC tidak hanya karena disebut lebih menular, penularannya bahkan mencapai 400 persen dibandingkan dengan variant of concern lainnya yaitu Delta.
Sementara itu, berkaitan dengan gejala klinis akibat infeksi varian Omicron ini masih terus dipelajari oleh para ahli.
Baca Juga: Dokter Ahli Ungkap Pentingnya Menjaga Kesehatan Tubuh Meski Sudah Divaksin Covid-19
"Adanya lonjakan kasus yang sangat ekstrem di Afrika Selatan dengan penambahan kasus lebih dari 200 persen dalam seminggu di negara yang baru saja memasuki awal musim panas dan di tengah varian delta yang bersirkulasi, ini artinya sangat besar kemungkinan varian baru yang ada sangat menular," papar Dicky.
Dicky melanjutan, saat ini varian Omicron terus dikaji oleh para ahli, tapi diyakini sangat rentan bagi orang usia muda yang tidak melakukan vaksinasi.
"Vaksinasi ini yang penting sekali, karena dari kasus (infeksi) Omicron ini kita tahu kasusnya banyak terjadi pada orang yang belum divaksinasi di usia muda, itu yang bahaya," imbuhnya.
Hal ini juga ditunjukkan berdasarkan data yang ada di negara-negara yang telah terinfeksi variant of concern terbaru ini.
Menunjukkan bahwa efektivitas vaksin masih baik untuk meminimalisir risiko keparahan dan kematian, tetapi bukan untuk mencegah infeksi atau penularan Covid-19.
Dicky menegaskan, vaksinasi harus tetap dikombinasi selalu dengan pola hidup sehat dan protokol kesehatan minimal 5M.
Protokol kesehatan 5M terdiri dari mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, memakai masker, menghindari kerumunan, menjaga jarak aman, dan membatasi mobilitas di luar rumah.
Munculnya varian baru Omicron yang disebut lebih menular, memperparah gejala, serta meningkatkan risiko kematian ini juga perlu diantisipasi.
Kawan Puan, tetap laksanakan protokol kesehatan dan lakukan vaksinasi dengan tertib untuk mengurangi potensi penularan varian Omicron ini, ya.
Stay healthy!
Baca Juga: Ketua Umum IDI Ungkap Tips agar Terhindar dari Mutasi Baru Covid-19
(*)