Parapuan.co - Daddy issues adalah dampak psikologis yang dialami seseorang karena memiliki hubungan tidak sehat dengan ayahnya.
Selain itu, daddy issues dapat terjadi karena ketidakhadiran sosok ayah dalam hidupnya.
Meski dapat dialami oleh siapa saja, daddy issues lebih sering terjadi pada perempuan.
Sosok ayah memiliki peran sangat penting dalam perkembangan psikologis dan sosial anak, yang seharusnya ikatan tersebut dibangun sejak kecil.
Baca Juga: Sambut Hari Ayah, Bagaimana Membangun Hubungan dengan Ayah agar Tidak Canggung?
Sebab, pola asuh ayah ini dapat memengaruhi cara anak membangun hubungan dengan orang lain di masa depan, terutama pasangan.
Sebaliknya, hubungan yang tidak baik antara ayah dan anak berisiko pada sulitnya percaya orang lain, haus perhatian, dan berjuang dengan kasih sayang.
Sebagaimana melansir Mindbodygreen, berikut tanda-tanda daddy issues yang dimanifestasikan ke dalam perilaku.
1. Tertarik pada pria yang lebih tua
Seseorang dengan daddy issues menginginkan pasangan yang stabil secara finansial, mapan, dan bisa menyokong kehidupannya.
Inilah yang mereka dambakan dari sosok ayah yang mampu melindungi dan memujanya, tapi tidak didapatkan saat masih kecil.
2. Lekat, cemburu, atau terlalu protektif
Mereka memiliki hubungan yang tidak baik di masa lalu, sehingga tumbuh dengan gaya keterikatan yang cemas dan khawatir jika pasangan meninggalkannya.
Alhasil, mereka menjadi pencemburu, lekat, atau terlalu protektif untuk memastikan pasangan tidak berselingkuh.
Ketergantungan ini sangat mencekik hubungan. Jadi, siapa pun dengan daddy issues harus memprioritaskan belajar bagaimana menjadi mandiri secara emosional .
Baca Juga: Cemburu pada Pasangan? Tenangkan Pikiran, Atasi dengan 4 Cara Ini
3. Membutuhkan kepastian cinta dan kasih sayang yang konstan
Meski hubungan tersebut baik-baik saja, mereka tetap menginginkan jaminan bahwa pasangannya mencintainya secara penuh.
Masalahnya, mereka terus-menerus membandingkan dirinya dengan mantan pasangan di masa lalu untuk menakar siapa yang lebih baik.
Ini bisa melelahkan. Pada akhirnya mendorong pasangan untuk menjauh dan memperkuat ketakutan terbesar mereka, yaitu tidak dapat dicintai dan tidak diinginkan.
4. Memberi kesan hanya peduli pada seks
Mereka merasa dicintai saat berhubungan seks dengan seseorang, dan bahkan terlibat dalam perilaku berisikp untuk memenuhi kebutuhan seksualnya.
Jadinya, harga diri mereka cenderung didasarkan apakah pasangan menginginkannya secara seksual atau tidak.
Padahal, hubungan seks belum tentu berdasarkan cinta. Terkadang, bisa menjadi nafsu sesaat tanpa adanya keintiman emosional.
Baca Juga: Kenali 5 Penyebab Perempuan Menikah Alami Kesepian dalam Hubungan
5. Takut kesepian
Orang dengan daddy issues mungkin memilih berada dalam hubungan toksik daripada menjadi lajang karena takut kesepian.
Mereka mudah move on dari satu hubungan ke hubungan lainnya tanpa melihat apakah benar-benar cocok dengan pasangan baru.
Kawan Puan, apabila kamu memiliki masalah keterikatan dengan orang tua yang berdampak pada hubungan romantismu saat ini, akan lebih baik untuk menyembuhkan luka itu.
Konsultasikan ke psikolog hubungan untuk mengetahui bagaimana caranya agar kamu dapat bangkit dan memiliki romansa percintaan lebih baik di masa depan.
(*)