"Mereka bisa terjebak seperti itu karena kurang pendidikan, edukasi, dan tidak bisa berpikir panjang," tambahnya.
Kemudian ibu dua anak ini juga bercerita mengenai stigma yang dilekatkan masyarakat kepada Rumah RUTH.
Padahal Rumah RUTH mencoba membantu mengatasi permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia dengan memberi penampungan kepada perempuan KTD.
"RUTH kerap mendapat stigma melegalkan seks bebas. Jadi masyarakat berpikir, dengan adanya Rumah RUTH, orang dengan mudah melakukan seks bebas," kata Ci Devi.
Baca juga: Mengenal Komunitas HelpNona, Ruang Aman Penyintas Kekerasan
Bagi Ci Devi, RUTH itu seperti rumah sakit yang sebenarnya dibutuhkan oleh banyak orang khususnya perempuan.
"Rumah RUTH itu seperti rumah sakit. Orang sebenarnya nggak ada yang mau sakit. Tapi orang yang sakit itu kayak gunung es. Orang yang datang ke rumah sakit ya orang sakit. Sama halnya dengan RUTH. Orang yang datang ke Rumah RUTH adalah perempuan yang mengalami KTD," jelasnya.
Bagi perempuan dengan masalah KTD yang datang ke RUTH juga tidak dikenakan biaya.
Pasalnya Rumah RUTH tidak mengambil keuntungan sama sekali.
"Kami menyebutnya Rumah RUTH ini persembahan kasih. Mau membayar tidak apa-apa. Tidak membayar juga tidak apa-apa," ujar Ci Devi. (*)