Parapuan.co - Film dokumenter Bara (The Flame) menceritakan kisah perjuangan seorang lelaki penduduk asli Kalimantan bernama Iber Djamal dalam mendapatkan hak waris hutan adatnya.
Berkolaborasi dengan Gita Fara selaku produser, film Bara (The Flame) sendiri merupakan dokumenter terpanjang sutradara Arfan Sabran.
Mengangkat isu lingkungan, Gita mengungkapkan bahwa cerita Pak Iber penting untuk diteruskan dan ditonton oleh orang banyak.
Baca Juga: Lewat Film Bara, Dian Sastrowardoyo Ajak Kita Kenali Identitas Diri
Ia juga mengemukakan keprihatinannya tentang kondisi hutan Indonesia.
"Kami sangat concern karena Indonesia itu negara yang memiliki hutan terbesar kedua di dunia dan laju kerusakannya itu sangat-sangat cepat...," ucap Gita dalam diskusi setelah pemutaran film Bara (The Flame).
Isu lingkungan merupakan hal yang kerap diangkat Arfan dalam karya-karya filmnya.
Terlebih isu deforestasi yang merupakan hal penting bagi Arfan. Hal inilah yang menginspirasi Arfan dalam film Bara (The Flame).
Setelah bertemu dengan Iber di tahun 2014, Arfan pun berniat mengangkat tentang masalah lingkungan dalam karyanya ini.
"Pas ketemu dengan Pak Iber, saya harus bicara tentang lingkungan," kata Arfan.
Ceritakan masalah lingkungan Bara (The Flame) mengikuti perjuangan Iber dalam mendapatkan hutan adat.
"Kami ingin memperlihatkan semangat Pak Iber dalam mempertahankan hutan adat walaupun tidak mendapatkan dukungan penuh dari pihak keluarga maupun warga sekitar," kata Arfan.
Selain itu, Bara (The Flame) juga mengajak penonton untuk memahami makna penting tentang hutan adat.
Baca Juga: 5 Film Indonesia yang Tayang di Bioskop Bulan Desember 2021, Apa Saja?
"Lewat Bara (The Flame) hutan adat memiliki arti sebagai simbol kehidupan, keseimbangan, dan kebijaksanaan," jelas Arfan.
Tak sendiri, proyek film ini juga berkolaborasi dengan Yayasan Dian Sastro (YDS) dan merk fesyen Sejauh Mata Memandang.
Film ini telah ditayangkan di kancah internasional lho, Kawan Puan.
Adapun berbagai festival tersebut adalah Vision du Reel Film Festival di Swiss pada April 2021, DMZ Documentary Film Festival di Korea pada September 2021, dan Bifed, Ecology Film Festival di Turki pada Oktober 2021.
Selanjutnya, film dokumenter ini juga akan tayang perdana di Jogja NETPAC Asian Film Festival 2021 dan di Singapore International Film Festival pada akhir November ini.
Film Bara (The Flame) akan tayang secara eksklusif di beberapa kota besar di Indonesia mulai akhir November 2021.
Kota tersebut antara lain di DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Makassar, dan Palangkaraya.
Baca Juga: Bakal Tayang, Ini Sinopsis Film 'Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas'
Film Bara (The Flame) juga akan menyapa secara virtual daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh bioskop melalui pemutaran film dan diskusi yang mendalam.
Produksi film ini ditangani bersama Abimata Group, Cineria Film, RM Cine Makassar dan Aljazeera Documentary Channel.
(*)