Parapuan.co - Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember 2021, perlu Kawan Puan ketahui bahwa orang dengan HIV (ODHIV) juga memiliki harapan untuk merencanakan kehamilan.
Untuk diketahui, HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
Sedangkan, AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah fase terberat dari infeksi HIV yang menyebabkan gangguan kekebalan tubuh, terutama sel darah putih (CD4).
Baca Juga: Jelang Hari AIDS Sedunia: Ketahui Fakta dan Mitos Seputar HIV/AIDS
Melansir Avert, memang ODHIV dapat menularkan virus ke bayinya selama kehamilan, persalinan, dan menyusui.
Akan tetapi, secara intens dan konsisten melakukan pengobatan antiretroviral (ARV) dengan benar dapat mengurangi risiko penularan virus HIV ke bayi.
Tujuan utama pemberian ARV adalah menekan jumlah virus (viral load), sehingga dapat meningkatkan status imun ODHIV dan mengurangi kematian akibat infeksi oportunistik.
Jika tidak menggunakan pengobatan HIV, kemungkinan menularkan virus HIV ke bayi adalah sekitar 15-45%.
Bagaimana cara mencegah penularan HIV ke janin?
Jika hasil tes HIV kamu positif, ada beberapa panduan yang harus kamu jadikan acuan untuk mengurangi risiko menularkan HIV kepada bayi.
1. Pengobatan antiretrovial
Melakukan pengobatan antiretrovial dengan benar dapat mengurangi risiko bayi lahir dengan HIV hingga kurang dari 1%.
Selalu konsultasikan dengan profesional medis untuk menjalani pengobatan sebelum hamil, selama hamil, dan setelah melahirkan.
Bayi kamu juga akan diberikan perawatan selama 4-6 minggu setelah mereka lahir untuk membantu mencegah berkembangnya infeksi HIV.
Baca Juga: Sambut Hari AIDS Sedunia 2021: Ketahui Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS
2. Proses melahirkan aman
Jika kamu melakukan pengobatan dengan benar, itu akan menurunkan jumlah HIV dalam tubuhmu.
Bagi sebagian orang, jumlah HIV dalam tubuh mereka dapat diturunkan ke tingkat yang sangat rendah sehingga dikatakan viral load tidak terdeteksi.
Ini berarti kamu dapat merencanakan persalinan pervaginam karena risiko menularkan HIV ke bayi saat melahirkan akan sangat kecil.
Jika kamu tidak memiliki viral load yang tidak terdeteksi, kamu mungkin ditawari operasi caesar, guna mengurangi penularan HIV ke bayi daripada persalinan pervaginam.
3. Menyusui aman
ASI mengandung HIV. Konsultasikan dengan dokter tentang bagaimana pemberian susu sebagai nutrisi untuk bayi.
Jika kamu tidak memiliki akses ASI atau ibu susu, kamu sebaiknya tidak menyusui dan memberikan susu formula sebagai gantinya.
Karena situasi setiap orang berbeda, yang terbaik adalah berbicara dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran khusus.
Baca Juga: Hari AIDS Sedunia, Lakukan 6 Hal Ini agar Tidak Menularkan HIV ke Pasangan
4. Pastikan kondisi bayi
Bayimu harus dites HIV saat lahir.
Selanjutnya, dites HIV lagi saat usia menginjak 4-6 minggu untuk memastikan kondisinya.
Jika hasilnya negatif, bayimu tetap harus dites lagi pada usia 18 bulan hingga selesai masa penyusuan.
Sangat penting untuk membawa bayimu untuk tes HIV terakhir ini guna memastikan mereka HIV-negatif atau mendapatkan pengobatan jika positif.
(*)