Parapuan.co - Human Immunideficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang dan mengubah sistem kekebalan tubuh.
Namun bukan hanya fisik saja yang menderita, tapi HIV juga dapat membuat kesehatan mental pengidapnya mengalami gangguan.
Tak dipungkiri bahwa kondisi HIV dapat membuat penderitanya stres, bahkan sangat mudah sekali mengalami suasana hati yang berubah, kecemasan, dan kondisi kognitif yang buruk.
Baca Juga: Rentan Alami Gangguan Kesehatan Mental, Berikut Cara agar ODHA Tidak Depresi
Dilansir dari Medical News Today, salah satu penyebab penderita HIV mengalami gangguan kesehatan mental karena stigma dan diskriminasi terkait HIV yang negatif.
Menurut National Institute of Mental Health, orang yang hidup dengan HIV berisiko lebih tinggi mengalami kondisi kesehatan mental yang buruk.
Bahkan penderita HIV dua kali lebih mungkin mengalami depresi, jika dibandingkan dengan orang yang tidak hidup dengan HIV.
Penyebab lain pengidap HIV mengalami kesehatan mental yang buruk juga disebabkan karena terapi antiretroviral (ART).
Lantas gangguan kesehatan mental apa saja yang rentan dialami penderita HIV?
1. Depresi
Depresi adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang mungkin dialami oleh seseorang dengan HIV.
Selain stigma dan stres yang dapat berkontribusi terhadap depresi, ternyata sistem kekebalan tubuh yang buruk mampu menimbulkan gangguan kesehatan mental ini.
Di mana sistem kekebalan tubuh yang buruk dapat mengakibatkan perubahan kimia yang terkait dengan depresi, kecemasan, dan bunuh diri.
Baca Juga: Berdamai dengan Amarah Itu Penting, Begini Cara Mudah Memulainya
2. Gangguan kecemasan
Selain depresi, gangguan kecemasan merupakan kondisi kesahatan mental lain yang dapat menyerang pengidap HIV.
Penelitian berjudul Generalized Anxiety Disorder Symptoms among Persons with Diagnosed HIV in the United States—2015–2016, Medical Monitoring Project mengungkap satu dari lima orang Amerika Serikat mengalami gangguan kecemasan.
Rentannya penderita HIV mengalami gangguan kecemasan buktikan pula dan studi berjudul Anxiety symptoms and disorders among adults living with HIV and AIDS: A critical review and integrative synthesis of the empirical literature.
Studi mengungkap bahwa pengidap HIV lebih memiliki kemungkinan untuk mengalami gangguan kecemasan seperti gangguan panik dan dan gangguan kecemasan sosial.
Baca Juga: People Pleaser, Apakah Faktor Usia Memengaruhi Sikap Tidak Enakan?
3. Percobaan bunuh diri
Lebih parahnya lagi, orang dengan HIV ini memiliki risiko untuk percobaan bunuh diri.
Hal tersebut terbukti dalam tinjauan sistematis Suicidal ideation, attempt, and its associated factors among HIV/AIDS patients in Africa: a systematic review and meta-analysis study.
Di mana studi yang dilakukan di Afrika mencatat bahwa prevalensi ide bunuh diri kira-kira 21,7 persen pada orang yang hidup dengan HIV.
Ditambah lagi dengan memburuknya kondisi medis, kondisi komorbiditas, stigma, dan tidak mendapat dukungan yang baik kemungkinan berkontribusi pada angka yang lebih tinggi ini.
Dengan mengetahui gangguan kesehatan mental yang dialami oleh pengidap HIV, ada baiknya bagi orang yang masih sehat, mendukung para pasien HIV.
Ketika pengidap mendapat dukungan moral yang baik, diharapkan mereka tidak memiliki gangguan kesehatan mental dan bahkan memiliki ide percobaan bunuh diri.
Selain itu, penting juga untuk pengidap HIV menerima bimbingan konseling, agar kondisi mental bisa lebih stabil.
(*)