Parapuan.co - Setiap orang tua pasti memiliki toleransi ketidaktegaan pada anak, itu wajar terjadi saat mereka menghadapi kesulitan.
Akan tetapi, kesulitan tidak boleh selalu dilihat sebagai suatu hal negatif yang mencegah anak untuk menghadapinya secara mandiri.
Jika terlalu terlibat dalam pengambilan keputusan anak secara pribadi dan memanjakan mereka berlebihan, ini disebut lawnmower parenting.
Baca Juga: Gentle Parenting, Pola Asuh yang Utamakan Ikatan Orang Tua dan Anak
Apa itu lawnmower parenting?
Pada prinsipnya, lawnmower parenting menggambarkan orang tua yang tidak tega membayangkan anaknya mengalami segala jenis ketidaknyamanan, rasa sakit, atau kekecewaan.
Akibatnya, mereka melakukan segala daya untuk melindungi anak-anak mereka dari perjuangan atau kesulitan.
Sementara mereka menjadi orang tua yang penuh kasih, akan tetapi pola asuh yang diterapkan sangat berbahaya.
Sebab, menghadapi masalah dan berjuang adalah keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang harus dimiliki tiap individu.
Anak-anak sebenarnya tidak aman dan tidak tahu bagaimana cara menghadapi rintangan dalam kehidupan saat masih kecil.
Akibatnya, ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, anak-anak merasa hancur karena mereka tidak pernah mengalami kekecewaan atau dibiarkan gagal.
Sehingga, pola asuh ini melahirkan generasi anak-anak yang tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika mereka menghadapi kesulitan.
Baca Juga: Lighthouse Parenting, Gaya Pengasuhan yang Mendorong Anak Bersikap Bijak dan Mandiri
Ciri-ciri lawnmower parenting
Melansir Verywell Family, orang tua yang menerapkan lawnmower parenting dapat dicirikan sebagai:
1. Memilihkan teman
Orang tua tidak akan membiarkan anak-anaknya bermain dengan sembarang orang, akhirnya dipilihkan siapa yang menurutnya pantas.
2. Bertindak sebagai hakim
Saat anak berkelahi dengan saudaranya, orang tua akan menengahi pertengkaran bak hakim tanpa memberi mereka kesempatan untuk menyelesaikannya sendiri.
3. Mencegah perilaku buruk
Orang tua hanya melihat tindakan positif saja, tapi tidak mengajarkan bagaimana evaluasi masalah setelah anak membuat kesalahan.
4. Menyelesaikan PR anak
Alih-alih membimbing anak, orang tua dengan ketat memeriksa setiap jawaban untuk memastikan itu benar dan membantu setiap tugas mereka.
5. Meminta akomodasi khusus
Akomodasi ini melampaui apa yang dibutuhkan secara fisik atau medis untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus atau masalah medis.
Permintaan ini mencakup hal-hal seperti meminta guru untuk memeriksa pekerjaan anak lebih teliti atau meminta petugas kantin untuk menyiapkan makanan sehat untuk mereka.
Baca Juga: Zayn Malik dan Gigi Hadid Putus karena Konflik Mertua, Ini Dampak Buruk Helicopter Parenting
Kawan Puan, memang orang tua lebih tahu bagaimana pola asuh yang terbaik untuk anaknya.
Tapi, pastikan menggunakan pola asuh yang membantu tumbuh kembang anak seimbang secara fisik, kognitif, mental, dan emosional, ya.
(*)