Lantas bagaimana cara menerapkan diet Feingold pada anak?
Untuk mengikuti diet feingold, anak hanya boleh makan dari daftar makanan yang disetujui.
Ada dua fase utama diet:
1. Hapus pemicu potensial
Hindari semua makanan yang dapat menyebabkan masalah perilaku, termasuk perasa buatan, pewarna buatan, pengawet, pemanis tambahan, dan makanan yang mengandung salisilat.
2. Uji salisilat
Setelah menghilangkan makanan dari bahan-bahan tambahan selama beberapa waktu, cobalah memasukkan kembali salisilat ke dalam makanan.
Jika masalah perilaku muncul kembali, maka kembali ke fase pertama.
Baca Juga: Ini 5 Manfaat Makan Es Krim di Pagi Hari, Bisa Jadi Pereda Flu
Makanan mengandung salisilat yang harus dihindari
Makanan berikut ini mengandung salisilat tinggi dan harus dihindari selama fase pertama diet:
- Buah-buahan: apel, saus apel (berwarna atau pemanis buatan), aprikot, beri, ceri, kismis, anggur, nektarin, jeruk, persik, prem, plum, kismis, jeruk keprok, dan tomat.
- Sayuran: kecambah alfalfa, brokoli, sawi putih, mentimun, terong, endives, okra, paprika, acar, lobak, labu, ubi jalar, bayam, selada air, dan zucchini.
- Biji-bijian: sereal sarapan (kecuali bebas pengawet dan pewarna) dan kerupuk olahan.
- Rempah-rempah: allspice, biji adas manis, cabai rawit, kayu manis, cengkeh, kari, jinten, dill, jahe, mustard, oregano, bumbu cengkeh, rosemary, tarragon, thyme, dan kunyit.
- Minuman: kopi, teh, soda diet, dan jus buah.
- Makanan olahan: selai, jeli, perasa mint, permen karet , dan makanan apa pun dengan pewarna atau aditif makanan.
Bukan hanya itu, Benjamin juga menyarankan untuk untuk membatasi gula tambahan, tetapi bukan berarti menghindari gula sepenuhnya.
Ia memperbolehkan anak berkebutuhan khusus untuk mengonsumsi stevia dan gula alkohol seperti xylitol dan sorbitol.