"Hanya saja memang di masa lalu saya sering mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan yang menimbulkan luka mendalam terhadap saya. Terutama dari ras-ras tertentu dari Indonesia khususnya ras China"
"Waktu saya di Surabaya contohnya. Saya tiga tahun sekolah di Surabaya, di sana mendapatkan perlakuan yang sangat-sangat tidak menyenangkan. Begitu juga dengan kakak saya. Begitu pula orang tua saya," katanya.
Tak sekali dua kali, Olvah juga pernah mendapatkan pengalaman rasisme yang buruk itu.
Saat berjalan di suatu mal, ia dan orang tuanya pernah diludahi beberapa oknum.
Olvah juga pernah dihina dengan sebutan monyet saat berada di mal mewah di Jakarta.
Ia sering sekali mendapat perlakuan seperti mereka jijik, terutama di Surabaya.
Baca Juga: Orang Tua Wajib Paham, Ini 4 Tips Ajarkan Anak Agar Tak Berlaku Rasis
Saat di pesawat, Olvah mengatakan bahwa ia mendapat perlakuan rasisme di pesawat.
Kejadian itu mengingatkan Olvah akan lukanya.
"Dan juga sebelum video itu, perlakuan jijik ini, atau perlakuan sikap dari mereka yang kayak gitu sama kami, saya dan teman-teman saya di pesawat saat itu, itu membuat saya terluka lagi. Kayak, 'kok masih sih?'," ujarnya.
Ia mengatakan hal-hal ini mengawalinya untuk menggaungkan stop rasisme dan diskriminasi.