Sejarah singkat bekerja jarak jauh
Kebijakan WFH diterapkan di Amerika Serikat ada 1970-an karena melonjaknya harga bensin yang disebabkan oleh embargo minyak OPEC tahun 1973.
Melonjaknya harga bensin membuat biaya perjalanan ke kantor menjadi lebih mahal, sehingga perusahaan membuat kebijakan tersebut.
Kala itu, kebijakan memperbolehkan karyawan bekerja dari mana saja selama membatasi perjalanan yang mengeluarkan uang bensin.
Mereka diizinkan berangkat ke kantor secara berkala dan bebas mengendalikan jadwalnya sendiri.
Lalu, adopsi WFH semakin meningkat di tahun 2000-an berkat teknologi dan kemunculan komputer pribadi, internet, email, ponsel, dan sebagainya.
Baca Juga: Cegah Bosan WFH, 5 Model Hybrid Work Ini Bisa Diterapkan Perusahaan
Bertahun-tahun kemudian, akhir-akhir ini, gagasan WFH kembali digaungkan karena pandemi yang melanda di seluruh dunia.
Milenial antusias dengan gagasan WFH dan bekerja jarak jauh karena mereka tak harus berangkat ke kantor.
Di samping itu, mereka senang dengan ide bahwa mereka dapat keliling dunia sembari bekerja.
Bahkan, kebijakan bekerja jarak jauh disinyalir telah mampu meningkatkan produktivitas para karyawan.
Perusahaan besar seperti Google dan Yahoo, misalnya, mereka lebih fleksibel dalam hal kebijakan kerja jarah jauh untuk pegawainya.