Sinopsis dan Fakta Menarik Film Yuni, Angkat Isu Kehidupan Perempuan di Daerah

Rizka Rachmania - Kamis, 9 Desember 2021
Fakta menarik film Yuni yang tayang di bioskop tanggal 9 Desember dan dibintangi Arawinda Kirana.
Fakta menarik film Yuni yang tayang di bioskop tanggal 9 Desember dan dibintangi Arawinda Kirana. Fourcolours Films

Parapuan.co - Film Yuni karya sutradara Kamila Andini sudah mulai tayang di bioskop sejak tanggal 9 Desember 2021.

Film ini dibintangi sederet artis ternama, salah satunya adalah aktris perempuan Arawinda Kirana.

Yuni adalah sebuah cerita kehidupan perempuan di daerah, yang mana sering sekali dipaksa menikah meski masih ingin sekolah.

Film ini mengisahkan sosok remaja perempuan bernama Yuni (Arawinda Kirana) yang masih mengenyam pendidikan di bangku SMA.

Baca Juga: Angkat Kisah Remaja Perempuan dan Mimpinya, Film 'Yuni' akan Berkompetisi di Festival Film Toronto

Yuni punya cita-cita yang tinggi yakni melanjutkan pendidikannya sampai ke jenjang kuliah.

Namun, lamaran dari dua orang laki-laki tak dikenalnya datang ke rumahnya.

Laki-laki yang melamar Yuni itu pun berani membayar mahal mahar asalkan Yuni masih perawan.

Yuni terang saja menolak hingga lamaran ketiga datang, namun di lain sisi ia dibuat bimbang.

Sebab konon katanya, masyarakat di daerah tempat tinggal Yuni percaya kalau perempuan menolak lamaran tiga kali, maka ke depannya sulit dapat jodoh.

Mengangkat isu yang sering dihadapi perempuan di daerah, ini fakta menarik film Yuni.

1. Menangkan Platform Prize di TIFF 2021

Sekitar bulan September lalu, film Yuni berhasil memenangkan penghargaan di Toronto International Film Festival (TIFF) 2021. 

Baca Juga: Angkat Kisah tentang Mimpi Anak Perempuan, Film Yuni Menang Platform Prize di TIFF 2021

Film ini memenangkan kategori Platform Prize pada ajang tersebut.

Platform Prize adalah penghargaan film tahunan yang dipersembahkan oleh Festival Film Internasional Toronto untuk film-film bernilai artistik tinggi yang juga menunjukkan visi penyutradaraan kuat. 

Yuni berhasil menang sebab karya ini membawa perspektif baru dan intim ke dalam sebuah cerita remaja yang ditandai dengan struktur dan framing halus serta sinematografinya yang apik.

2. Film pertama yang menggunakan bahasa Jaseng

Yuni adalah film Indonesia pertama yang menggunakan bahasa Jawa Serang alias Jaseng.

Bahasa Jaseng digunakan sebab film ini mengambil latar tempat di Serang, Banten.

Oleh karenanya, semua dialog yang diucapkan para pemain dalam film ini menggunakan bahasa Jaseng.

Kamila Andini selaku sutradara merasa bahwa film Yuni cocok untuk diceritakan dengan latar kota Serang.

Baca Juga: Cerita Arawinda Kirana Belajar dari Perempuan Serang untuk Perannya di Film Yuni

Seperti proses kedewasaan yang jadi sorotan utama film ini, Serang merupakan kota yang masih dalam pengembangan.

3. Mengajak masyarakat asli Serang untuk membintangi film

Sutradara dan produser film ini juga memilih Nazla Thoyib, masyarakat asli Serang, untuk membintangi film ini.

Sebagai masyarakat asli Serang, Nazla pun menyoroti penggunaan bahasa Jaseng di dalam film ini.

Ia merasa bersyukur bahwa bahasa khas daerahnya dapat dikenal melalui film.

"Bahasa Jawa Serang ini, selama ada film, sekian puluhan tahun, baru kali ini ada yang mengangkatnya," kata Nazla alam konferensi pers Yuni, Senin, (6/12/2021).

"Jarang diketahui, saya pribadi merasa speechless, mewakili warga Banten merasa diapresiasi," kata perempuan yang akrab disapa Teh Nazla ini.

4. Wakili Indonesia ke Oscar ke-94

Baca Juga: Isu Perempuan dalam Film Jadi Alasan Arawinda Kirana Mau Perankan Yuni

Yuni akan melenggang ke Ajang Academy Awards atau Oscar ke-94 tahun depan.

Film ini terpilih seleksi kategori Best International Feature Film Official Oscar Entry Indonesia.

Nantinya, Yuni akan mewakili Indonesia di kategori The International Feature Film Award.

Film karya Kamila Andini ini terpilih sebab mampu membawa penonton sangat dekat dengan masalah remaja perempuan.

Di samping itu, film ini memiliki cara tutur dan konsep visual keseharian yang menjadi kekuatan utamanya bersaing di Oscar 2022.

5. Mewakilkan isu perempuan di daerah

Yuni sangat kental membawa isu perempuan daerah di dalam ceritanya, terutama soal pernikahan.

Tidak dimungkiri bahwa di beberapa daerah di Indonesia, kepercayaan tentang perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi dan segera menikah saja, masih dianut.

Baca Juga: Wakili Indonesia di Oscar, Film Yuni Diputar di Asian World Film Festival

Bahkan sebelum lulus sekolah, banyak perempuan di daerah yang sudah dituntut untuk segera menikah oleh orang tuanya.

Jika tidak segera menikah atau menerima lamaran, maka perempuan ini akan menjadi bahan pergunjingan.

Boah, salah satu aktris yang berperan dalam Yuni pun memiliki pengalaman sama.

"Masih sekolah, ijazah belum ditebus, sudah dijodohin," cerita Boah dalam konferensi pers Yuni, Senin, (6/12/2021).

"Dijodohin sama kepala sekolah dengan harapan Boah bisa jadi Ibu Kepala Sekolah gitu," sambungnya.

Kawan Puan bisa langsung ke bioskop kesayangan kamu ya, untuk menikmati kisah yang dibawa oleh film Yuni!

(*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania