Dampingi Korban Kekerasan Seksual di Pesantren, Istri Ridwan Kamil Terpukul

Firdhayanti - Kamis, 9 Desember 2021
Atalia Praratya berikan pendampingan pada santriwati korban kekerasan seksual di Bandung, Jawa Barat.
Atalia Praratya berikan pendampingan pada santriwati korban kekerasan seksual di Bandung, Jawa Barat. kompas.com

Parapuan.co - Atalia Praratya selaku Bunda Forum Anak Daerah (FAD) Provinsi Jawa Barat telah mendampingi puluhan korban kekerasan seksual yang dilakukan guru pada santriwati di Bandung. 

Istri Ridwan Kamil ini mengaku sudah mengetahui kasus tersebut sejak Mei 2021 lalu. 

Atalia kemudian memberi semangat dan dukungan pada para korban. 

Baca Juga: Ini Deretan Fakta Seputar Kasus Pelecehan Seksual yang Dialami Santri Perempuan di Bandung

"Saya dengan P2TP2A sudah mengetahui kejadian ini sejak Mei lalu. Bahkan saya datang sendiri datang memberi semangat, ngobrol langsung dengan para korban. Ada 20-an orang yang ada di rumah aman kami," ujar Atalia kepada Kompas.com pada Kamis (8/12/2021).

Tak hanya pada para korban, Atalia juga memberi dampingan pada pihak keluarga. 

Atalia mengaku merasa terpukul saat berbincang dengan para korban yang saat itu berkumpul di rumah aman Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar.

"Saya sendiri sedih ya karena saat ngobrol sama mereka. Bahkan saat saya tanya, mereka itu tidak tahu kelas berapa. Mereka juga di sana dipekerjakan," ucap Atalia. 

Atalia juga meminta semua pihak untuk tak membuka luka lama para korban. 

Dituturkan olehnya, para korban sedang mengalami trauma healing

Kondisi psikologis korban yang terganggu dikhawatirkan oleh Atalia. 

Ia meminta kepada semua pihak tidak mengorek cerita korban yang sudah mendapatkan trauma healing.

Para korban sendiri telah mendapatkan penanganan dari tim dan Pemda setempat. 

"Mereka sedang trauma healing. Saya khawatir membuka luka lama mereka. Kita fokus saja pelaku mendapat hukuman setimpal tanpa harus membuka kembali ceritanya. Yang pasti semua sudah mendapat penanganan dari tim kita dan Pemda setempat," jelas Atalia. 

Baca Juga: Kenali 15 Bentuk Kekerasan pada Perempuan secara Seksual, Apa Saja?

Atalia pun meminta pelaku kekerasan seksual terhadap belasan santri di Bandung mendapat hukuman berat.

Sebab, tindakan tersebut sangat tidak manusiawi dan mencoreng lembaga pendidikan di Jawa Barat.

"Ini bejat sekali ya. Dia harus diberi hukuman berat agar jadi contoh bagi siapa pun," kata Atalia.

Atalia berharap dengan adanya kasus tersebut, orang tua dapat lebih teliti dalam memilih sekolah untuk anaknya. 

Tak hanya itu, diharapkan orang tua dapat memberikan edukasi tentang pelecehan dan kekerasan seksual kepada anak-anaknya. 

"Bayangkan, orangtua menyekolahkan anaknya dengan harapan anaknya mendapat pendidikan yang baik. Orangtua harus jeli memilih sekolah juga, kalau pesantren tidak boleh ada lintas gender di ruang privat. Karena katanya pelaku punya akses sendiri ke kamar korban. Jadi harus dipantau," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Herry Wirawan, pemilik dari yayasan pesantren yang ada di Kota Bandung tega melakukan kekerasan seksual terhadap 12 santriwati yang merupakan anak didiknya sendiri. 

Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan dan Anak dapat Dilaporkan Melalui Layanan Berikut

Banyak di antara korban tersebut telah melahirkan dan hamil. 

Adapun aksi bejat itu dilakukan sejak 2016 hingga 2021.

Pelaku saat ini telah ditangkap dan kasusnya sudah masuk dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Bandung.

(*) 

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja