Penting bagi tubuh untuk mengonsumsi senyawa anti peradangan untuk memperbaiki kerusakan pada tubuh.
Senyawa anti peradangan ini bisa didapatkan dari kurkumin dalam kunyit yang bekerja melawan peradangan kronis.
Pasalnay, jika peradangan kronis tidak ditangani, maka bisa berdampak pada kondisi kesehatan dan menimbulkan penyakit, seperti:
- penyakit jantung
- kanker
- sindrom metabolik
- penyakit alzheimer
- berbagai kondisi degeneratif
Kurkumin dapat menekan banyak molekul yang diketahui memainkan peran utama dalam peradangan, tetapi bioavailabilitasnya perlu ditingkatkan.
4. Membantu mencegah kanker
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali.
Berdasarkan studi Potential Anticancer Properties and Mechanisms of Action of Curcumin, menuliskan ada banyak bentuk kanker berbeda yang tampaknya dipengaruhi oleh suplemen kurkumin.
Manfaat kurkumin dalam pengobatan kanker telah dibuktikan dalam Curcumin and Cancer di mana obat alami ini memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kanker.
Manfaat dari kurkumin dalam pengobatan kanker di antaranya:
- berkontribusi pada kematian sel kanker
- mengurangi angiogenesis (pertumbuhan pembuluh darah baru pada tumor)
- mengurangi metastasis (penyebaran kanker)
Baca Juga: Dari Jahe hingga Kemangi, Ini 6 Obat Alami untuk Mengobati Malaria
5. Mengobati penyakit Alzheimer
Kurkumin dapat mengatasi peradangan dan kerusakan oksidatif berperan dalam penyakit alzheimer.
Di mana salah satu ciri utama penyakit alzheimer adalah penumpukan protein kusut yang disebut plak amiloid, yang bida diatasi dengan kurkumin.
Kurkumin dapat membantu membersihkan plak, hal tersebut terbukti Curcuminoids enhance amyloid-beta uptake by macrophages of Alzheimer's disease patients.
Adapun cara kerja kurkumin yakni dengan melewati sawar darah-otak, sehingga menyebabkan berbagai perbaikan dalam proses patologis penyakit Alzheimer.
6. Mengatasi radang sendi
Kurkumin adalah senyawa anti-inflamasi yang kuat dan dapat membantu radang sendi.
Hal ini dibuktikan dalam penelitian ilmiah A randomized, pilot study to assess the efficacy and safety of curcumin in patients with active rheumatoid arthritis.
Dalam penelitian tertulis bahwa kurkumin lebih efektif daripada obat anti-inflamasi untuk mengatasi rheumatoid arthritis. (*)