Menurut Diah, berbagai reaksi pilu terlihat di momen pertemuan orangtua dengan anak-anaknya yang telah menjadi korban perkosaan sang guru.
"Rasanya bagi mereka mungkin dunia ini kiamat, ada seorang bapak yang disodorkan anak usia 4 bulan oleh anaknya, enggak, semuanya nangis," kenang Diah melansir Kompas.com.
Terlebih banyak orangtua santriwati yang bukan orang mampu dan hanya bekerja sebagai buruh lepas dan pedagang kecil.
Karena itulah P2TP2A kini terus melakukan pendampingan bahkan siap membantu merawat.
Baca Juga: Ini Deretan Fakta Seputar Kasus Pelecehan Seksual yang Dialami Santri Perempuan di Bandung
Namun banyak dari keluarga akhirnya menerima dan tetap mau merawat keturunan mereka.
"Alhamdulillah, yang rasanya mereka (awalnya) tidak terima, namanya juga bayi, cucu darah daging mereka, akhirnya mereka rawat, walau saya menawarkan kalau ada yang tidak sanggup, saya siap membantu," katanya.
Termasuk orangtua santriwati yang sudah melahirkan dua anak, di mana anak pertama berusia 2,5 tahun dan yang kedua baru beberapa bulan lalu dilahirkan.
"Saya nengok ke sana (rumahnya), menawarkan (bantuan) kalau enggak sanggup merawat, ternyata mereka tidak ingin dipisahkan anaknya, dua-duanya perempuan," kata Diah.