"Sebelumnya, juga ada satu kasus di mana kita kehilangan seorang perempuan yang diperkosa oleh pacarnya dan dipaksa aborsi," cerita Marsya.
"Sampai akhirnya ia melakukan tindak bunuh diri di samping makam mendiang ayahnya." sambungnya.
Melihat banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia, Voice of Baceprot ikut merasakan pilu dan sakit yang dirasakan korban.
Mereka juga mengungkapkan keresahan sulitnya perempuan dalam mendapatkan tempat yang aman.
"Kami merasakan sakitnya," ungkap Marsya, dihadapan masyarakat Eropa.
"Saya juga tahu sulitnya menemukan tempat yang aman bagi perempuan di seluruh dunia ini," lanjutnya dengan tegas.
Marsya menegaskan bahwa Voice of Baceprot tidak hanya akan bermain musik.
Baca Juga: Manggung di Prancis, Voice of Baceprot Kenakan Kerajinan Indonesia Ini
Namun, mereka juga berkomitmen untuk ikut memberikan tempat aman bagi perempuan.
"Kita berdiri di sini tak hanya untuk bermain musik, tapi juga memperjuangkan tempat yang aman untuk perempuan, di mana pun kita berada," kata Marsya.