Parapuan.co - Bekerja jarak jauh dari mana saja atau work from anywhere (WFA) mulai banyak diterapkan oleh perusahaan.
Bukan tanpa alasan, banyak perusahaan yang mulai menerapkan kebijakan ini karena dianggap dapat menguntungkan perusahaan.
Beberapa di antaranya adalah perusahaan bisa mengurangi biaya operasional yang biasanya dikeluarkan saat karyawan bekerja di kantor serta meningkatkan citra perusahaan.
Akan tetapi, di samping manfaat yang bisa dirasakan oleh perusahaan saat memutuskan untuk menerapkan kebijakan ini, sebenarnya ada pula tantangan baru yang perlu dihadapi.
Melansir Harvard Business Review, berikut ini sejumlah tantangan dari penerapan kebijakan bekerja jarak jauh dari mana saja atau work from anywhere (WFA).
Baca Juga: Sejarah Tren Bekerja Jarak Jauh Mulai dari WFH hingga WFA, Apa Itu?
1. Komunikasi, brainstorming, dan pemecahan masalah
Ketika karyawan bekerja di daerah atau wilayah yang berbeda-beda, mereka akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi secara sinkron.
Terlebih, jika mereka tinggal atau bekerja dari daerah yang memiliki perbedaan waktu.
Walaupun saat ini sudah banyak aplikasi meeting online yang memberikan kemudahan, seperti Zoom, karyawan yang tinggal di area yang memiliki waktu berbeda akan sulit menyesuaikan.
Akibatnya, ini bisa berdampak pada komunikasi yang terjadi di luar rencana, misalnya panggilan mendadak di luar jam kerja untuk membahas pekerjaan.
Oleh sebab itu, perusahaan yang menerapkan kebijakan WFA harus menerima tantangan ini, bahwa mereka harus menerima komunikasi asinkron.
Sebagai contoh, dengan membagikan dokumen melalui Google yang dapat diakses oleh semua karyawan.
Salah satu manfaat dari pendekatan komunikasi asinkron tersebut adalah karyawan bisa membagikan ide dan rencana mereka dengan tekanan yang lebih rendah dari saat meeting secara langsung.
Perusahaan juga bisa menerapkan komunikasi asinkron melalui platform digital dalam hal pemecahan masalah.