Parapuan.co - Bagi wanita karir yang sedang mencari pekerjaan baru, tentu akan menghadapi banyak wawancara kerja.
Sebagai proses yang harus dilewati untuk mendapatkan kesempatan berkarier, sering kali wawancara kerja menjadi momen yang berkesan.
Dalam wawancara kerja, tentu saja wanita karir sebagai pencari kerja akan 'manjual' dirinya pada calon atasan.
Calon atasan kemudian akan menilai kandidatnya, tapi tahukah Kawan Puan, dalam wawancara kerja kamu juga bisa melihat seperti apa orang yang nantinya akan memperkerjakan kita lho.
Dengan kata lain, bukan hanya perusahaan yang memiliki piihan untuk menerima kandidat atau tidak, melainkan kandidat juga memiliki kesempatan untuk memilih.
Kawan Puan sebagai pencari kerja dapat menilai, apakah interviewer atau calon atasan adalah sosok yang baik dan bertanggung jawab, atau malah sebaliknya.
Baca Juga: Bisa Mengembangkan Karier, Ini 6 Cara Tingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Bekerja
Pasalnya, sering kali terjadi gesekan di kantor mengakibatkan karyawan memilih mengundurkan diri.
Untuk mencegah hal itu terjadi, perempuan karier dapat mulai mengenali tanda-tandanya sejak melakukan wawancara kerja.
Berikut tanda-tanda calon atasan buruk yang bisa dikenali saat sesi wawancara, seperti dilansir dari laman Kompas.com.
Negatif
Salah satu ciri atasan yang buruk dapat kamu perhatikan saat ia terlihat menjelek-jelekkan orang lain, seperti pelamar lainnya, bawahannya.
Atau, bahkan ia justru mengeluh mengenai atasan dan perusahaan saat sesi wawancara.
Mementingkan diri sendiri
Pada dasarnya, sesi wawancara kerja menjadi momen bagi perekrut untuk menentukan apakah kandidat memenuhi persyaratan atau tidak.
Sehingga, jika interviewer kamu cenderung menanyakan hal yang di luar konteks dan kerap mengalihkan pembicaraan ke pencapaian, maka ini bisa menjadi red flag yang perlu wanita karir perhatikan.
Sebab, secara tidak langsung perekrut tengah menunjukkan egonya dalam wawancara kerja.
Baca Juga: Wanita Karir Merasakan Nyeri Bahu? Ini 4 Gerakan untuk Mengatasinya
Tak konsisten mendeskripsikan posisi
Dalam sesi wawancara kerja, umumnya interviewer akan menjelaskan mengenai tanggung jawab dan peran dari posisi yang kamu lamar.
Jika pewawancara kamu adalah seorang supervisor potensial, maka sudah sewajarnya ia mengetahui dengan jelas peran dari posisi yang ia butuhkan.
Namun, jika ia tidak konsisten saat menggambarkan peran atau tidak dapat mengartikulasikan mengapa itu diperlukan selama wawancara kerja, maka itu bisa menjadi tanda bahaya.
Sebab, perilaku tersebut bisa menjadi tanda bahwa manajer perekrutan tidak terorganisir dengan baik, atau ia tidak mengerti mengapa perusahaan merekrut kita.
Terlambat
Sebagai perempuan karier yang sedang melamar kerja tentu akan berusaha untuk tidak terlambat saat wawancara kerja guna menunjukkan karakter diri yang baik.
Sama halnya dengan pewawancara kerja, jika ia terlambat dengan berbagai alasan dan tidak mengucapkan kata maaf, hal ini bisa menjadi tanda atasan yang menoleransi gaya tidak profesional di tempat kerja.
Meski tidak selalu merupakan pertanda buruk, namun bukan berarti perekrut boleh tidak menghargai waktu pelamar.
Pertanyaan untuk calon atasan
Wawancara kerja dapat menjadi kesempatan bagi pelamar untuk belajar memahami cara kerja atasan.
Untuk itu, dalam kesempatan ini kamu bisa menanyakan beberapa hal, termasuk yang berkaitan dengan operasional dari posisi yang kamu lamar.
Kamu juga bisa menanyakan tentang keterampilan untuk memberikan kamu gambaran tentang keterampilan bawahan dari manajer perekrutan.
Baca Juga: 4 Tips Bagi Wanita Karir yang Ingin Menjadi Copywriter Andal
Jika calon atasan terlihat hanya ingin memudahkan dirinya sendiri, alih-alih mengikuti visi perusahaan, maka hal tersebut bisa menjadi tanda prioritas yang tidak jelas.
Terakhir, kamu juga bisa menanyakan tentang cara kerja tim potensial, sehingga kamu dapat mengetahui apakah moral tim baik atau tidak.
Jadi, bagi wanita karir yang tengah mencari kerja, perhatikan kembali tanda calon atasan yang buruk saat sesi wawancara kerja, ya. (*)