Satu-satunya pengrajin tusuk konde patri tiup yang tersisa di Kotagede, Yogyakarta, Pak Bardian yang diwawancarai pada video tersebut mengemukakan tentang teknik byar pet.
“Byar pet itu apa? Jadi menurut Pak Bardian, byar pet itu adalah teknik mengolah nafas saat meniup plong dalam proses pembuatan tusuk konde tersebut,” jelas Bonfilio.
Teknik byar pet tersebut digunakan dengan tujuan agar api tidak terus menerus memanasi lempengan kuningan yang sudah dicetak.
“Jadi dalam proses penyambungan harus ada jeda (untuk memperoleh motifnya),” tambah Bonfilio pada awak media.
Digunakan oleh penari tradisional
Dalam kesempatan yang sama, Bonfilio juga menjelaskan bahwa tusuk konde patri tiup dahulunya digunakan sebagai penghias sanggul perempuan Jawa dahulu.
“Zaman dahulu hampir semua perempuan Jawa mengenakan tusuk konde ini,” tutur Bonfilio.
Namun karena perkembangan zaman, tusuk konde patri tiup kebanyakan digunakan oleh penari tradisional Jawa.
“Kalau sekarang digunakan untuk acara budaya atau untuk penari saja,” tambahnya.
Kawan Puan, meskipun penggunaan tusuk konde ini semakin jarang, tetapi Pak Bardian tetap bertekad untuk terus membuat kerajinan hiasan sanggul ini.
Selain itu, sebagai satu-satunya pengrajin tusuk konde di Kotagede, ia juga ingin terus melestarikan kerajinan tradisional tersebut.
Baca Juga: 5 Inspirasi Kebaya Wisuda selain Gaya Modern, Salah Satunya Kebaya Melayu