2. Stres dan burnout
Mengharuskan karyawan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan sekaligus dalam waktu bersamaan dapat menyebabkan karyawan mudah merasa cemas dan stres.
Sebab, ketika ia mendapatkan perintah demikian dari atasannya, maka konsentrasinya akan terpecah dan karyawan tak lagi fokus pada pekerjaannya.
Akibatnya, karyawan rentan merasa stres dan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan yang justru penting, sehingga akan berdampak pula pada perusahaan, misalnya, karena konsumen yang tidak puas.
Dalam hal ini, apabila banyak karyawan yang merasa stres dan burnout karena terbiasa melakukan multitasking, tingkat turnover perusahaan pun berisiko meningkat.
Baca Juga: Stop Multitasking! Ini Kata Pakar Mengapa Multitasking Merupakan Kebiasaan Buruk
3. Ulasan kinerja buruk
Saat karyawan tidak berhasil mencapai target dengan menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, ia akan memiliki tinjauan atau ulasan kinerja yang buruk.
Jika karyawan tidak berkontribusi untuk mencapai tujuan tertentu karena banyaknya distraksi, maka ia akan sulit mendapatkan ulasan kinerja yang baik dan memuaskan.
Untuk mengatasinya, atasan bisa memberikan pelatihan untuk karyawan terkait bagaimana cara mengatasi banyak tanggung jawab di kantor agar ia tetap bisa memenuhi standar kinerjanya.