“Kami ingin agar pengusaha dan pemimpin perusahaan dapat memusatkan perhatiannya untuk strategi-strategi pengembangan bisnis dan memajukan usahanya tanpa harus khawatir proses keluar masuk uang ataupun rekonsiliasi pada akhir bulan,” ujar Tessa.
Baca juga: Profil Valencia Tanoesoedibjo, Pengusaha Sukses Putri Hary Tanoe
Awal Mula Berdirinya Xendit
Tessa diketahui lahir di Sukabumi, namun kini ia memilih tinggal di Jakarta untuk merajut mimpinya.
Sebelum mendirikan Xendit, ia sempat beberapa eksperimen dan riset product-market fit.
Setelah itu, para founder termasuk Tessa memutuskan untuk memusatkan perhatian untuk membangun fasilitas pembayaran usai mendapatkan umpan balik dari beberapa calon konsumen.
“Saat awal mula produk kami diluncurkan, banyak wirausaha belum dapat menemukan layanan pembayaran yang sesuai dengan standar yang mereka inginkan, yakni terintegrasi yang mudah, cepat dengan pelayanan yang baik,” kata perempuan yang sempat menempuh pendidikan di Hongkong dan di Australia ini.
Melihat persoalan yang dialami para pebisnis terkait sistem pembayaran, akhirnya Tessa dan para founder lainnya mendirikan Xendit.
Xendit menciptakan kecanggihan teknologi di bidang finansial yang memberi kemudahan integrasi dan penggunaan.
“Jika perusahaan belum memiliki situs atau sistem sendiri, mereka dapat dengan mudah menggunakan platform kami. Namun perusahaan yang sudah memiliki tim teknis dan website, dapat berintegrasi dengan sistem kami melalui API (Application Program Interface) dengan cepat,” tambahnya.