1. Mitos: Kista ovarium bersifat kanker
Salah satu mitos yang beredar di masyarakat yakni masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, kista ovarium bersifat kanker.
Faktanya, sebagian besar kista ovarium tidak bersifat kanker ketika ditemukan dan tidak menjadi kanker seiring waktu.
Kondisi ini berbeda dengan massa padat jaringan yang membentuk tumor, kista adalah kantung berisi cairan sederhana yang jarang mengandung sel kanker.
Setiap kista ovarium yang muncul setelah menopause harus diperiksa untuk tanda-tanda kanker dan dipantau, karena perempuan pascamenopause memiliki peningkatan risiko kanker ovarium.
Baca Juga: Cerita Dinda Kirana Usai Jalani Operasi Angkat Kista Endometriosis, Apa Itu?
2. Mitos: Kista ovarium menyebabkan masalah kesuburan
Sebagian besar kista ovarium adalah kista “fungsional” yang terbentuk selama ovulasi normal.
Sebagai informasi, kista fungsional biasanya akan menghilang dengan sendirinya selama beberapa siklus menstruasi, dan jenis kista ini jarang mengganggu ovulasi atau menyebabkan masalah kesuburan.
Meskipun relatif jarang, kista fungsional dapat bertahan, tumbuh, dan mengganggu ovulasi normal atau menimbulkan hambatan fisik pada proses pembuahan.
Terlebih, jika kista disebabkan oleh kondisi ginekologi kronis seperti endometriosis atau sindrom ovarium polikistik, kondisi tersebut memungkinkan untuk mempengaruhi kesuburan.
3. Mitos: Kista ovarium memerlukan operasi pengangkatan
Seperti yang sudah dijelaskan, sebagian besar kista ovarium adalah jenis fungsional yang menghilang dengan sendirinya pada satu hingga tiga siklus menstruasi.
Namun, jika kista terus tumbuh, atau jika kamu mulai mengalami nyeri panggul , tekanan perut, atau gejala tidak nyaman lainnya, pembedahan mungkin merupakan pilihan pengobatan terbaik.
Pembedahan juga menjadi solusi terbaik pada kondisi kesehatan organ kewanitaan.
Dalam hal ini, biasanya kista tampak abnormal pada saat pemeriksaan USG.