“Baru Agustus lalu, bayangin ya kami kan masuk tahun 2018 masuk tahun keempat di Singapura. Tiga tahun di Singapura Aisha hanya di rumah, rumah sakit. Kalau aku ajak supermarket, perginya pun ke supermarket di rumah sakit,” imbuh Denada.
Tak hanya itu, Denada juga menyebut Aisha tidak pernah bersosialisasi, dan hanya berteman dengan anak-anak pasien lain.
“Dia tidak pernah ada di ruang lingkup (sekolah) itu. Dia tidak pernah bersosialisasi, berteman dengan anak-anak lain di luar dari pasien-pasien itu,” tambahnya.
Namun kini perkembangan baik Aisha membuatnya mulai boleh bersekolah dan beraktivitas lagi.
Baca Juga: Renang, Olahraga untuk Perempuan yang Turunkan Risiko Kanker Payudara
Meski begitu, Denada mengakui ada sedikit kekhawatiran terkait hal tersebut.
Sebab, Aisha masih belum bisa menjaga dirinya dengan maksimal.
Aisha masih belum bisa beradaptasi dan mudah terluka ketika bermain di sekolahnya.
“Tiba-tiba dia sekolah, bersosialisasi, berteman baik, main perosotan, main sama teman-temannya. Jadi hari pertama ke sekolah benjol karena dia tidak biasa beraktivitas di lingkungan lain selain rumah dan rumah sakit,”
“Jadi dia begitu ada di lingkungan baru dia enggak tahu bagaimana ngejaga dirinya, menavigasi dirinya di sebuah tempat baru dia enggak bisa,” tutur Denada.