Parapuan.co - Masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan ialah hal yang perlu diwaspadai oleh kaum hawa, salah satunya penebalan dinding rahim.
Penebalan dinding rahim atau endometrial hyperplasia adalah suatu kondisi kelainan yang terjadi pada lapisan rahim atau endometrium.
Dalam kondisi seperti ini, kemungkinan seseorang yang mengidapnya akan mengalami pendarahan uterus abnormal yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon.
Baca Juga: Mengenal Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Polip Rahim
Dilansir dari laman Verywell Health, berikut ulasan gejala, penyebab, dan faktor risiko dari salah satu masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yakni penebalan dinding rahim.
Gejala
Gejala umum dari penebalan dinding rahim adalah terjadi pendarahan rahim. Akan tetapi, sebagian orang juga mengalami tanda seperti :
- Pendarahan menstruasi yang lebih banyak dari biasanya
- Pendarahan di antara periode menstruasi
- Perdarahan pasca menopause
Pendarahan rahim menjadi gejala paling umum yang dialami.
Untuk itu, jika mengalami gejalanya disarankan segera berkonsultasi dengan dokter guna mendiskusikan perubahan ini pada pendarahan.
Setelah itu, dokter dapat memutuskan pemeriksaan dan penanganan yang tepat untuk mengobati masalah kesehatan organ kewanitaan tersebut.
Penyebab
Masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon, khususnya kelebihan estrogen terhadap progesteron.
Sebagai informasi, estrogen adalah hormon yang bertanggung jawab untuk penebalan normal endometrium selama paruh pertama siklus menstruasi.
Akan tetapi, jika diimbangi dengan jumlah progesteron yang tepat, maka endometrium menumpuk, dan kemudian perlahan menipis.
Sehingga, tidak memungkinkan terjadi pertumbuhan abnormal ekstra.
Sementara, jika terjadi kelebihan estrogen, maka lapisan tersebut dirangsang secara berlebihan dan terus menebal.
Seiring waktu, lapisan rahim yang menebal itu pun dapat mengalami perubahan abnormal.
Baca Juga: Waspada Pyometra, Penyakit 'Nanah Rahim' pada Hewan Peliharaan
Faktor risiko
Terdapat sejumlah kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan organ kewanitaan ini, yakni:
1. Obesitas
Kondisi tubuh obesitas, memungkinkan jaringan lemak mengubah hormon lain menjadi estrogen.
Sehingga, dalam kondisi tersebut dapat menghasilkan estrogen berlebih yang nantinya merangsang rahim untuk menebal.
Dengan begitu, jika BMI lebih dari 35, maka dapat meningkatkan risiko yang signifikan untuk mengalami penebalan dinding rahim dibandingkan dengan berat badan ideal.
2. Anovulasi
Terdapat beberapa alasan seseorang tidak berovulasi, tetapi yang pasti saat tidak berovulasi pada ovariuam tidak akan meningkatkan produksi progesteron.
Dengan begitu, dibutuhkan peningkatan progesteron agar lapisan rahim yang telah menebal dapat perlahan luruh.
Pada beberapa jenis siklus anovulasi, kurangnya peningkatan progesteron ini memungkinkan terjadinya kelebihan estrogen.
Kondisi ini tentu saja dapat menyebabkan penebalan endometrium yang tidak normal.
Pada akhirnya, seseorang akan mengalami beberapa jenis pendarahan rahim yang tidak normal.
Pola perdarahan khas dengan jenis anovulasi ini termasuk menstruasi yang tidak teratur dan berat atau perdarahan di antara periode menstruasi.
Terjadinya ketidakseimbangan hormon ini disebabkan oleh beberapa hal, berikut penyebab umumnya karena perimenopause dan sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Baca Juga: Catat! Ini 5 Makanan yang Berperan Penting Menjaga Kesehatan Rahim
3. Tumor Ovarium Penghasil Estrogen
Tumor penghasil hormon bukanlah penyebab umum dari hiperplasia endometrium.
Namun, terdapat tumor ovarium tertentu (biasanya jinak) yang menghasilkan kelebihan estrogen.
Kondisi ini pun memungkinkan terjadinya penebalan dinding rahim.
Nah, itulah gejala, penyebab, dan faktor risiko dari masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan penebalan dinding rahim. Semoga kita terhindar dari penyakit ini, ya, Kawan Puan! (*)