Parapuan.co- Karakter Hermione Granger dalam serial Harry Potter tidak lepas dari peran Emma Watson.
Kepiawaiannya dalam berakting berhasil membuat kagum para penonton terhadap sosok Hermione Granger yang dikenal cerdas, pintar, dan selalu unggul dalam segala hal.
Namun siapa sangka, aktris yang memiliki nama lengkap Emma Charlotte Duerre Watson ini, sempat menolak berperan menjadi Hermione.
"Ketika saya mulai, satu hal yang (produser) dan studio bicarakan kepada saya adalah Emma tidak yakin dia ingin kembali dan melakukan Potter yang lain,” ujar David Yates, sutradara film "Harry Potter and the Order of The Phoenix" mengutip dari Kompas TV.
Lalu seperti apa sosok Emma Watson sesungguhnya dibalik peran Hermione dalam serial Harry Potter?
Emma Watson merupakan salah satu aktris asal Inggris yang memiliki karier gemilang.
Perempuan kelahiran 15 April 1990 ini merupakan anak dari sepasang pengacara, yakni Chris Watson dan Jacqueline Luesby.
Emma mulai memainkan peran sebagai Hermione dalam film Harry Potter sejak usia 11 tahun.
Selain bermain dalam serial Harry Potter, ia juga sempat membintangi beberapa film seperti The Perks of Being Wallflower, Beauty and The Beast, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Perankan Karakter Perempuan di Harry Potter, Ini Alasan Emma Watson Hampir Ingin Mundur
Namun siapa sangka, prestasinya dibidang akademik juga menjadi sorotan.
Perempuan lulusan jurusan literatur Inggris dari Brown University ini mengaku sempat kesulitan menyelesaikan jenjang kuliahnya.
Pasalnya ia harus membagi waktu antara karier akting dan kuliahnya.
Setelah delapan belas bulan berkuliah, Emma Watson sempat melakukan Visiting Student Programme di Worcester College, Oxford.
Usai lima tahun di bangku kuliah, barulah Emma Watson meraih gelar sarjananya.
Ditunjuk sebagai Duta Perdamaian oleh PBB
PBB telah menunjuk Emma Watson sebagai Duta Perdamaian untuk isu perempuan dan kesetaraan gender.
“Kami sangat senang dan merasa terhormat untuk bekerja dengan Emma, yang kami yakini mewujudkan nilai-nilai UN Women” kata Direktur Eksekutif PBB, Phumzile Mlambo-Ngcuka.
Emma Watson dianggap telah terlibat dengan promosi pendidikan anak perempuan selama beberapa tahun lewat karakter Hermione Granger dalam serial Harry Potter yang ia perankan.
Baca juga: Dikira Emma Watson, Ada Foto Emma Roberts di Reuni Harry Potter
Ia bahkan sempat mengunjungi Bangladesh dan Zambia sebagai bagian dari upaya kemanusiaannya.
“Keterlibatan kaum muda sangat penting untuk kemajuan kesetaraan gender di abad ke-21 dan saya yakin bahwa kecerdasan dan semangat Emma akan memungkinkan pesan-pesan UN Women untuk mencapai hati dan pikiran kaum muda secara global” tegas Mlambo-Ngcuka.
Selain menjadi Duta Perdamaian PBB, Emma Watson juga menjadi advokat gender dan semangat dalam mengkampanyekan gerakan HeForShe.
HeForShe adalah gerakan solidaritas yang menyatukan perempuan dan laki-laki untuk memerangi ketidaksetaraan gender.
Ikut Suarakan Hak Palestina
Emma Watson juga ikut menyuarakan solidaritasnya terhadap masyarakat Palestina melalui sosial media.
Ia tidak takut untuk menyuarakan keberpihakan politiknya kepada nilai kemanusiaan.
Tentu saja keberpihakan Emma Watson ini mendapatkan pro dan kontra dari berbagai kalangan khususnya para pejabat Israel.
Hal itu ia tunjukkan pada postingan yang diunggahnya pada Minggu (2/1/2022).
View this post on Instagram
Baca juga: Buat Pelajar, Ini 5 Tips Belajar ala Hermione Granger di Harry Potter
"Solidaritas melibatkan komitmen, dan kerja, serta pengakuan bahwa bahkan jika kita tidak memiliki perasaan yang sama, atau kehidupan yang sama, atau tubuh yang sama, kita hidup di landasan yang sama," tulis aktris yang saat ini berusia 31 tahun.
Postingan Emma mendapat pujian dari pengguna Instagram yang pro-Palestina hingga muncul banyak tagar #FreePalestine dan #PalestineWillBeFree.
Namun Utusan Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengecam keras postingannya dan menyebut Emma sebagai anti-semit.
"Fiksi mungkin berhasil di Harry Potter tetapi tidak berhasil dalam kenyataan. Dia bergabung dengan pendahulunya, Danny Danon, yang menuduh Watson "menjadi antisemit," ujar Gilad Erdan melalui akun Twitternya.
Sedangkan Leah Greenberg, direktur eksekutif kelompok advokasi progresif Indivisible Guide, menolak tuduhan Danon kepada Emma.
"Demonstrasi sempurna dari persenjataan antisemitisme yang sangat sinis dan niat buruk untuk menutup ekspresi dasar solidaritas dengan rakyat Palestina," ujarnya.
Nah, Kawan Puan, itu tadi sosok Emma Watson yang bisa dijadikan sebagai tokoh inspirasi! (*)