Parapuan.co- Emma Watson merupakan salah satu aktris asal Inggris dengan bayaran tertinggi.
Ia kerap membintangi beberapa film besar seperti Harry Potter, The Perks of Being a Wallflower, Beauty and The Beast, dan masih banyak lagi.
Meski begitu, ia menggunakan privilese nama besarnya untuk menyuarakan isu perempuan dan kemanusiaan.
Pemeran Hermione Granger dalam serial Harry Potter ini kerap menyampaikan nilai feminisme lewat setiap karakter film yang ia perankan.
Seperti dalam film Beauty and The Beast, ia mencoba menggambarkan ulang karakter Belle yang selama ini dikenal lemah, rapuh, dan butuh perlindungan.
Emma mencoba menunjukkan bahwa Putri Belle adalah salah satu karakter feminis di Disney.
Hal itu ia sampaikan saat melakukan wawancara dengan Vanity Fair bertajuk Rebel Belle pada 28 Februari 2017 lalu.
"Belle benar-benar seorang putri Disney, tetapi dia bukan karakter pasif - dia bertanggung jawab atas takdirnya sendiri," ujar Emma Watson mengutip dari Vanity Fair.
Tampak Emma Watson berusaha menyampaikan prinsip dan nilai kemanusiaan lewat sastra atau film yang dilakoninya.
Baca juga: Emma Watson, Aktris Feminis yang Ditunjuk Sebagai Duta Perdamaian PBB
Selain itu, ia juga mencoba mempromosikan pentingnya literasi bagi perempuan melalui karakter Belle yang memiliki rasa penasaran tinggi dan suka membaca.
Lewat adaptasi ulang film Beauty and The Beast, Emma Watson berhasil menyakinkan penonton bahwa putri di Disney adalah seorang feminis dan memiliki kemauan keras untuk menggapai cita-cita.
Tak hanya dalam film Beauty and The Beast, Emma Watson juga menampilkan sosok perempuan yang memiliki kecerdasan lewat karakter Hermione Granger dalam film series Harry Potter.
Dalam film itu, sosok Hermione Granger dikisahkan sebagai sosok perempuan yang berani, pintar, cerdas, dan suka membaca buka.
Sosok Hermione Granger ini berhasil menduduki karakter maskulin yang setara dengan Harry Potter.
Tanpa kehadiran Hermione dan kontribusi yang ia berikan, Harry Potter tak akan selamat melawan musuh-musuhnya.
Sosok Hermione juga berani melawan diskriminasi sistemik yang dialaminya.
Hermione kerap mendapatkan rasisme karena ia berdarah muggle (manusia biasa) bukan penyihir.
Penulis naskah film Harry Potter, Steve Clove, mengaku bahwa sosok Hermione Granger adalah tokoh favoritnya.
Baca juga: Buat Pelajar, Ini 5 Tips Belajar ala Hermione Granger di Harry Potter
Ia mengaku suka dengan karakter Hermione yang penuh logika, rasional, dan penuh ide untuk memecahkan masalah apalagi saat Harry dan Ron berada dalam masalah.
Hermione bahkan berjuang sendiri dan tidak bergantung pada laki-laki untuk menyelamatkannya.
Meski karakter Hermione tampak cerdas dan pintar, ia menggambarkan sosok yang tidak arogan, tulus, memiliki jiwa kemanusiaan dan rasa empati yang tinggi.
Tak heran jika karakter Hermione menjadi idola dan dijadikan inspirasi.
Apalagi saat Women's March di Washington pada Maret lalu, sosok Hermione dijadikan referensi sebagai penggambaran tokoh feminis.
Sebagai informasi tambahan, Emma Watson juga ditunjuk PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebagai UN Women Goodwill Ambassador dan juru bicara untuk kampanye HeForShe.
Ia juga kerap berpidato tentang partisipasi perempuan di dunia politik hingga pendidikan perempuan di banyak negara termasuk Uruguay dan Bangladesh.
Semangatnya memberikan edukasi kepada masyarakat soal kesetaraan gender, membuat Emma Watson masuk ke daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia versi majalah TIME pada tahun 2015.
Kawan Puan, itu tadi hal-hal mengenai cara Emma Watson menyampaikan nilai aktivismenya ke dalam karakter film yang ia perankan.
Semoga artikel ini bisa menjadi inspirasi bagi Kawan Puan! (*)