Apa Perbedaan Amenorea Primer dan Sekunder? Kenali Perbedaannya

Anna Maria Anggita - Kamis, 6 Januari 2022
Perbedaan amenorea primer dan sekunder
Perbedaan amenorea primer dan sekunder Doucefleur

Parapuan.co - Amenorea merupakan kondisi ketika seorang perempuan tidak mengalami menstruasi di masa pubertas dan menopause.

Namun, tenang saja amenore bukan menandakan bahwa seseorang itu tidak subur, tapi kondisi ini bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian.

Diketahui amenorea dibagi menjadi dua yakni amenore primer dan sekunder, berikut ini perbedannya.

Amenore Primer

Dilansir dari Medical News Today, amenorea primer adalah ketika menstruasi tidak dimulai selama masa pubertas.

Menurut National Institute of Health, jika menstruasi tidak dimulai pada usia 16 tahun, orang tersebut harus mencari bantuan medis.

Penyebab umum amenorea primer adalah riwayat keluarga yang mengalami keterlambatan menstruasi.

Kondisi genetik yang dapat menghentikan ovarium bekerja dengan baik meliputi:

  • Sindrom Turner
  • Sindrom insensitivitas androgen , yang mengarah ke tingkat testosteron yang tinggi
  • Cacat Mullerian

Baca Juga: Kenali Flu Menstruasi, Kondisi Tidak Enak Badan saat Jelang Datang Bulan

Cacat Mullerian adalah malformasi organ reproduksi, di mana rahim dan saluran tuba tidak terbentuk sebagaimana mestinya.

Kondisi ini terjadi karena mungkin ada masalah struktural yang berkaitan dengan alat kelamin yang ada sejak lahir.

Kadang-kadang, rahim dan saluran tuba mungkin hilang, bukan hanya itu saja terkadang, ada masalah fusi, di mana tabung tidak menyatu dengan benar.

Pada agenesis Müllerian, atau sindrom Mayer-Rokitansky-KusterHauser (MRKH), ovarium, payudara, dan klitoris terbentuk dengan benar, tetapi tidak ada lubang vagina, dan serviks serta rahim mungkin tidak terbentuk dengan benar.

Dalam hal ini, perkembangan reproduksi tidak akan mengikuti pola normal, dan menstruasi tidak mungkin terjadi.

Amenore Sekunder

Seorang dokter akan memutuskan pasiennya mengidap amenorea sekunder apabila

  • Dahulu menstruasu teratur dan tidak haid selama 3 bulan
  • Memiliki periode menstruasi yang tidak teratur dan kemudian tidak haid selama 6 bulan

Baca Juga: Kenali Kondisi Amenorea pada Perempuan, Harusnya Sudah Mestruasi Namun Justru Tidak Datang Bulan

Menstruasi bisa berhenti karena beberapa alasan di antaranya kelainan ginekologi, penyakit serius, stres fisik dan indeks massa tubuh (BMI) rendah.

Perlu dipahami bahwa ketika BMI turun di bawah 19, risiko mengembangkan amenorea sekunder meningkat secara signifikan.

Bukan hanya itu saja, adapun penyebab amenorea sekunder lain akibat penyakit jangka panjang seperti sindrom ovarium poliklistik, kegagalan ovarium prematur, dan masalah hipofisis talamus.

Selain itu, perempuan yang sedang mengonsumsi obat berikut ini juga berisiko mengalami amenorea sekunder, meliputi:

  • antipsikotik
  • kemoterapi kanker
  • antidepresan
  • obat tekanan darah
  • obat alergi

Gejala amenorea

Gejala utama dari amenorea itu tergantung pada penyebabnya, meski begitu berikut ini tanda lain yang dapat timbul seperti keluarnya cairan dari puting susu, rambut rontok, dan sakit kepala.

Adapun gejala lain layaknya perubahan pada penglihatan, rambut di wajah, dan mereka yang dengan amenore primer, mungkin ada kekurangan perkembangan payudara.

Jika mengalami berbagai gejala amenorea di atas, sebaiknya segera ke dokter untuk mencari tahu alasan mengapa seorang perempuan tidak menstruasi. (*)

Baca Juga: Mengenal Servisitis, Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan pada Leher Rahim

Sumber: medical news today
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Perempuan Berisiko Diabetes Lebih Tinggi, Tapi Gaya Hidup Jadi Kunci