Parapuan.co- Maizadah Salas, seorang mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) menceritakan pengalamannya saat dulu menjadi buruh Imigran.
Perempuan asal Wonosobo tersebut bahkan membangun Kampung Migran dengan tujuan agar para korban perdagangan manusia bisa bangkit dan mendapatkan edukasi.
Ia juga aktif di Serikat Buruh Migran Indonesia yang berupaya melakukan advokasi pencegahan perdagangan manusia serta membantu perancangan Undang-Undang tentang Penempatan dan Perlindungan TKI hingga pembuatan revisi undang-undang tersebut.
Kepada PARAPUAN, perempuan yang akrab disapa Bu Salas ini menceritakan bagaimana proses perekrutan pekerja migran hingga akhirnya ia menjadi korban Human Trafficking pada Kamis (5/1/2022).
Bu Salas diketahui mengawali karier sebagai buruh migran di Korea saat umur 18 tahun.
Ia berharap pekerjaannya di luar negeri ini bisa menghidupi anak dan keluarganya di Indonesia.
Namun kehidupan tidak semulus apa yang ia bayangkan setelah bekerja di luar negeri.
Apalagi mengingat pada tahun 1998 ada krisis keuangan global yang mempengaruhi perekonomian seluruh dunia.
"Pada saat itu saya bekerja ketika krisis global melanda dunia. Ketika itu saya belum sempat menikmati gaji. Dampak dari krisis global itu menimpa pada perusahaan tempat kami bekerja. Kemudian kita diliburkan tanpa digaji. Beberapa hari kerja, beberapa hari diliburkan dan tidak mendapatkan gaji," cerita Bu Salas mengenai kondisinya dahulu.
Baca juga: Sejarah Hari Korps Wanita Angkatan Laut Indonesia yang Diperingati Setiap 5 Januari