Jenis Trauma Akibat Kekerasan pada Perempuan dan Cara Mengatasinya

Putri Mayla - Jumat, 7 Januari 2022
Jenis trauma yang dapat dialami oleh korban kekerasan pada perempuan
Jenis trauma yang dapat dialami oleh korban kekerasan pada perempuan KatarzynaBialasiewicz

Parapuan.co - Korban kekerasan pada perempuan dan pelecehan seksual dapat mengalami trauma.

Trauma perlu mendapatkan penanganan agar tidak bertambah dalam dan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti bunuh diri.

Hal ini tidak hanya terjadi pada korban perempuan, tetapi juga bisa terjadi pada korban laki-laki.

Dampak dari trauma ini akan semakin buruk jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung.

Melansir Kompas.com, berikut jenis trauma dan cara mengatasinya yang dapat dilakukan oleh keluarga korban.

1. Post-traumatic Stress Disorder (PTSD)

Korban kekerasan pada perempuan dapat mengalami PTSD atau gangguan stres pascatrauma.

Gangguan kejiwaan di mana sang korban mengalami kegagalan untuk sembuh akibat mengalami atau melihat kejadian yang mengerikan.

Trauma ini bisa dialami selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun akibat pemicu dan ingatan yang muncul akibat kejadian tersebut.

Korban kejahatan seksual juga biasanya mengalami reaksi emosi dan fisik yang intens, seperti perasaan cemas, takut, dan marah yang berlebihan.

Baca Juga: Selain Konseling, Ini 3 Bentuk Dukungan untuk Korban Kekerasan pada Perempuan dan Anak

 

 

2. Bulimia

Bulimia juga dapat dialami oleh korban pelecehan seksual, termasuk korban kekerasan pada perempuan.

Dilansir dari Medical Daily, bulimia adalah salah satu bentuk respons dari stres yang membuat pola makan sang korban tidak terkendali.

Gangguan pola makan ini mengakibatkan korban makan dengan porsi yang terlalu sedikit.

Korban juga dapat tidak makan sama sekali, atau makan berlebihan kemudian mengeluarkannya secara paksa.

Hal ini bisa berdampak buruk bagi mental dan fisik sang korban.

3. Penyakit fisik

Korban pelecehan seksual juga dapat mengalami trauma yang berdampak pada fisik.

Bagi perempuan, beberapa penyakit yang dialami adalah radang sendi, nyeri panggul kronis, gejala pramenstruasi intens, dan kejang nonepilepsi.

Korban perempuan maupun laki-laki, pelecehan seksual juga dapat meningkatan risiko tertular infeksi menular seksual.

Selanjutnya, keluarga korban kejahatan seksual dapat membantu korban mengatasi trauma.

Baca Juga: Cara Mencegah Terjadinya Kekerasan pada Perempuan dari Aspek Ekonomi

 

Cara mengatasi trauma korban pelecehan seksual

1. Mengajak Bicara

Sebagai orang terdekat dengan sang korban, keluarga dapat mengajaknya untuk bicara dan bercerita.

Tujukkan sikap terbuka bahwa korban dapat menceritakan tentang apa yang mereka alami dan rasakan setelah kejadian pelecehan seksual.

Namun, hindari korban bercerita apa yang mereka alami jika belum siap menyampaikannya.

2. Konsultasi dengan Psikolog

Berkonsultasi ke psikolog dapat dilakukan untuk menangani masalah psikis yang dialami korban.

Selain itu, konsultasi ke psikolog dapat mendapatkan diagnosis yang tepat untuk mengatasi gangguan psikis korban.

3. Mengajak Beraktivitas yang Bermanfaat

Mengajak korban untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat dapat dilakukan untuk mengalihkan pikirannya dari trauma.

Misalnya yakni berolahraga, atau aktivitas sosial lainnya.

Dengan cara ini diharapkan dapat melatih fisik dan mental korban agar lebih sehat.

Nah, itu trauma yang dapat dialami korban kekerasan pada perempuan dan korban pelecehan seksual, serta cara mengatasinya yang dapat dilakukan oleh keluarga korban. 

Baca Juga: Mencegah Kekerasan pada Perempuan dengan Menerapkan Pola Asuh

 

(*)

 

 



REKOMENDASI HARI INI

Komnas Perempuan Buka Lowongan Kerja Staf Unit Pengaduan, Ini Syaratnya