Dipakai oleh Song Kang, Ini Jenis-Jenis Kain Tenun Indonesia

Citra Narada Putri - Sabtu, 8 Januari 2022
Song Kang mengenakan kemeja tenun.
Song Kang mengenakan kemeja tenun. Instagram @fitwithrealfoodid

Parapuan.co - Aktor Korea Song Kang terpilih menjadi brand ambassador untuk produk makanan sehat Realfood Jelly, seperti yang diunggah di Instagram @fitwithrealfoodid pada Jumat (7/1/2022).

Menariknya lagi, dalam unggahan tersebut, pemeran drama Korea Nevertheless itu mengenakan kemeja dengan motif tenun warna biru tua dan garis-garis putih. 

Kemeja tenun yang dikenakan Song Kang dalam foto tersebut adalah rancangan desainer Didiet Maulana, pemilik IKAT Indonesia. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Fit With Realfood (@fitwithrealfoodid)

Mengutip buku Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun (2010) karya Teguh Prayitno, kerajinan tenun telah lama dikenal di Indonesia, kerajinan tersebut merupakan warisan budaya secara turun temurun.

Kerajinan tenun di Indonesia dibagi menjadi dua wilayah pembagian alat tenun. 

Pembagian kedua wilayah ini membuat tenun di tiap daerah mempunyai ciri khas dan motif yang berbeda-beda.

Selain itu, dalam budaya di berbagai daerah, kain tenun dipakai untuk ragam tujuan.

Dipakai sebagai busana adat, kostum tarian, bentuk barang penghargaan, penghormatan dalam perkawinan hingga dipakai untuk sehari-hari.

Melansir dari Kompas.com, berikut jenis-jenis kain tenun di Indonesia:

Baca Juga: Tenun Ikat, Warisan Asal Garut yang Dipakai Voice of Baceprot saat Tampil di Prancis

Tenun Songket Pandai Sikek (Minangkabau)

Tenun di Minangkabau pada awalnya tidak hanya terdapat di Pandai Sikek, tetapi di nagari atau wilayah lain seperti Silungkang, Koto Gadang, Koto nan Ampek dan Kubang.

Di Minangkabau, kain Songket pada umumnya digunakan ketika acara adat, seperti perkawinan, batagak gala (melantik penghulu) dan penyambutan tamu-tamu penting.

Songket Pandai Sikek memiliki nilai-nilai seperti keindahan, ketekunan, ketelitian dan kesabaran yang dimilikinya dapat menjadi acuan bagi penggunanya maupun pembuatnya.

Baca Juga: Formal dan Kasual, Ini Rekomendasi Songket Harga di Bawah Rp 500 Ribu

Songket (Palembang)

Kain Songket merupakan pakaian adat masyarakat Palembang yang umumnya digunakan dalam acara-acara resmi maupun dalam upacara adat pernikahan.

Pada saat acara pernikahan, mulai dari mempelai pria, mempelai wanita, keluarga mempelai, hingga tamu yang hadir menggunakan Songket.

Songket juga umum digunakan oleh penari Gending Sriwijaya (tarian selamat datang) dalam acara-acara penyambutan.

Baca Juga: Songket Malaysia Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Sejarah hingga Motif Songket Palembang

Ulos (Batak)

Ulos adalah kain tenun khas Batak yang berbentuk selendang.

Kain yang biasanya ditenun dengan benang berwarna emas dan perak ini didominasi oleh warna merah, hitam, dan putih.

Kain ulos tidak hanya digunakan sebagai pakaian sehari-hari, tapi juga dalam upacara adat.

Pemakaian ulos secara garis besar dilakukan dengan tiga cara, yaitu: Siabithononton (dipakai di badan), Ulos Ragidup Sihadanghononton (dililit di kepala atau ditenteng), dan Sitalitalihononton (dililit di pinggang).

Kain Tapis (Lampung)

Tapis adalah kain wanita berbentuk sarung yang terbuat dari tenun benang kapas dengan motif alam flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan perak dengan cara sulam cucuk.

Tapis dipakai oleh wanita dari suku yang ada di masyarakat adat Saibatin dan masyarakat adat Pepadun yang berarti kain tapis digunakan oleh wanita Lampung dipesisir dan pedalaman.

Kain tersebut dibuat oleh ibu-ibu rumah tangga dan muli-muli (gadis) pada waktu senggangnya dengan tujuan memenuhi tuntutan adat istiadat yang masih sakral.

Karena kain tapis merupakan salah satu bagian penting pakaian adat. Cikal bakal kain tapis dimulai sejak abad ke-2 SM dengan motif pohon hayat, flora dan fauna.

Tenun Troso (Jepara)

Kain tenun khas Jepara ini ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsi yang sebelumnya diikat untuk membentuk motif tertentu dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami.

Ciri khas motif tenun ikat Troso mengadopsi dan atau sesuai pesanan dari luar daerah terutama Bali, Flores, dan Sumbawa.

Tenun Baduy

Masyarakat Baduy Luar menggunakan pakaian berwarna gelap seperti hitam dan biru, sedangkan masyarakat Baduy Dalam menggunakan pakaian berwarna putih dan hitam.

Motif tenun khas yang dimiliki oleh suku Baduy di antaranya tenun aros, poleng hideung, adu mancung, dan boeh atau bosaan.

Tenun Sesek (Lombok)

Lombok memiliki kekayaan budaya dalam wujud kain tenun yang disebut kain sesek.

Kain sesek biasa dipakai sebagai pakaian tradisional yang dikenakan saat upacara adat.

Motif yang digunakan pada kain sesek berupa rumah tradisional Sasak, lumbung padi, atau aneka binatang laut dan hewan ternak.

Tenun Siak (Riau)

Tenun Siak adalah tenunan yang ditenun dengan menggunakan benang katun atau benang sutera yang diberi motif benang emas dengan berbagai motif seperti pucuk rebung, siku keluang, tampuk manggis dan lain-lain.

Tenun Gringsing

Mengutip dari Jurnal Tenun Gringsing Korelasi Motif, Fungsi, dan Arti Simbolik (2014) karya Sri Utami, kain tenun gringsing adalah kain tradisional kebanggan masyarakat Bali Aga Tenganan Pagringsingan, Karangasem.

Tenun gringsing terbuat dari benang kapas dengan ragam hias motif yang dibentuk dari dobel ikat atau tenun ganda, yaitu mengikat benang lungsi dan benang pakan sekaligus.

Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama, mulai satu hingga lima tahun dan dilakukan dengan teknik khusus yang sangat sukar.

Hasil jadi tenunan ini akan membuat pola geometris rapi yang serasi dan sangat indah.

Itu dia beberapa jenis kain tenun yang ada di Indonesia.

Kain tentun motif manakah yang paling Kawan Puan suka?(*)

Baca Juga: Angkat Motif Tenun Ikat Geometris, Desainer Ini Hadirkan Tas Multifungsi



REKOMENDASI HARI INI

Atasi Limbah Tekstil, Jalin Dibantu EcoTouch Kumpulkan Pakaian Bekas Karyawan