Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa melalui perencanaan keuangan Syariah, masyarakat dapat membangun komunitas keuangan yang tangguh, yakni melalui konsep HEART yang terdiri dari:
- Help each other, melalui Zakat, Sadaqah ataupun donasi.
- Establish healthy cash flow & debt, melalui manajemen keuangan yang baik.
- Asset growth, dengan perencanaan investasi, baik untuk edukasi, biaya Haji maupun pensiun.
- Risk management & planning, dengan proteksi asuransi.
- The hereafter, melalui perencanaan waris, termasuk Wakaf.
Mengamini pernyataan Mahendra, Fauzi Arfan, Direktur Keuangan Great Eastern Life Indonesia.menilai bahwa membangun manajemen keuangan yang kokoh diperlukan untuk proteksi terhadap berbagai risiko yang dapat terjadi, mulai dari risiko kesehatan sampai risiko keuangan.
"Melalui prinsip asuransi Syariah, masyarakat dapat menjalankan akad tolong-menolong di antara para peserta secara transparan dan tidak mengandung maysir, gharar, riba dan hal-hal lain yang bertentangan dengan Syariah,” ujar Fauzi.
Ia pun menambahkan bahwa dalam waktu dekat Bank OCBC NISP bersama dengan Great Eastern Life Indonesia akan meluncurkan solusi proteksi Syariah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat menyambut era new normal tahun 2022.
“Pada awal tahun 2022, bersama Bank OCBC NISP kami akan meluncurkan solusi asuransi Syariah yang simpel cukup satu kali pembayaran Kontribusi untuk mendapatkan perlindungan jiwa sampai usia 99 tahun, memiliki fitur Wakaf sampai dengan 45 persen dari Manfaat Asuransi guna menunaikan Amal Jariyah, serta Manfaat Asuransi sampai dengan 48 kali dari Kontribusi Tunggal yang dibayarkan”, jelas Fauzi.
Selain memaparkan tentang pentingnya proteksi kesehatan dan cara pengelolaan keuangan yang tepat di situasi yang tak pasti tengah pandemi, Charity Webinar ini juga merupakan webinar eksklusif untuk mereka yang telah berdonasi untuk gerakan BALA BANTUAN atau “Bersama Langsung Bantu Anak Negeri”.
Program BALA BANTUAN ini fokus mendukung kelompok warga masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19, khususnya pekerja informal yang mengandalkan pendapatan harian, seperti pedagang kaki lima, pedagang asongan, pemulung dan lain sebagainya.
Gerakan ini telah berhasil merangkul lebih dari 720 donatur dengan jumlah donasi mencapai lebih dari Rp110.000.000 atau 10% di atas target yang telah ditentukan pada awal peluncuran.(*)
Baca Juga: Mengintip Perjalanan Karier Parwati Surjaudaja CEO OCBC NISP