Kini pun makin banyak pelaku usaha mode dan komunitas yang menerapkan upcycle fashion.
Mereka merombak kain-kain atau pakaian bekas menjadi fashion item baru yang unik, one of a kind dan punya nilai komersil.
Lantas, apa bedanya upcycle dengan recycle, yang notabene sama-sama mendaur ulang pakaian lama?
Kendati menggunakan pakaian bekas untuk didaur ulang, upcylce ternyata berbeda dengan recycle.
"Upcycling berbeda dengan recycling. Recycling itu kan sekadar daur ulang, sementara upcycling itu menghasilkan sebuah karya baru yang punya nilai plus," ujar Indi.
Mengutip dari Immago, upcycling adalah menggunakan kembali kain yang sama dan mengubahnya menjadi sesuatu yang lain.
Sementara recycle memerlukan bahan penguraian sebelum direkonstitusi menjadi sesuatu yang lain. Ini biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu secara mekanis dan kimiawi.
Daur ulang mekanis adalah ketika kain, seperti kapas atau wol, diparut, yang kemudian serat yang dihasilkan ditenun kembali menjadi kain baru.
Sedangkan daur ulang kimia adalah ketika kain dicampurkan dengan bahan kimia dan kemudian dilarutkan.
Baca Juga: Mengapa Harga Produk Sustainable Fashion Lebih Mahal? Ini Penjelasan Pakar
Serat yang dihasilkan kemudian dapat dicampur dengan serat lain untuk membuat kain baru.
Namun perlu diingat bahwa recycle dengan bahan kimia umumnya menggunakan zat berbahaya untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Sedangkan upcycling tidak merusak lingkungan dan tidak menggunakan bahan lainnya.
Kita pun juga bisa melakukan upcycling sendiri di rumah dengan menggunakan pakaian bekas.
Walau upcycling adalah langkah kecil yang bisa dilakukan dengan mudah, namun ini menjadi penting karena bisa membawa perubahan.
Upcycling fashion adalah salah satu cara untuk memutus siklus pengulangan sampah dan kerusakan lingkungan. (*)
Baca Juga: Ini Bedanya Celana Jeans Konvensional dan Sustainable terhadap Lingkungan