Selanjutnya mengenai faktor risiko, perempuan pascamenopause memiliki risiko lebih tinggi terkena lichen sclerosus, meskipun dapat terjadi pada pria dan anak-anak.
Meski tidak berbahaya, namun Kawan Puan perlu ke dokter jika memiliki tanda dan gejala yang umum pada lichen sclerosus.
Jika telah didiagnosis lichen sclerosus, disarankan untuk menemui dokter setiap enam hingga 12 bulan.
Hal tersebut dilakukan untuk melakukan pemeriksaan apakah ada perubahan kulit atau efek samping pengobatan.
Nah, berikut gejala, penyebab, dan faktor risiko dari gangguan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yakni lichen sclerosus.
Semoga membantu yah Kawan Puan.(*)
Baca Juga: 5 Bahaya Merokok terhadap Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan